Tangis Eks Polisi Istimewa Dikunjungi Kapolres Mojokerto, Diajak Nostalgia Naik Mobil Klasik

Mbah Amad, eks polisi istimewa, menangis saat dikunjungi Kapolres Mojokerto AKBP Irham Kustarto
Sumber :
  • VIVA Jatim/M Luthfi Hermansyah

Mbah Amad turut andil di medan juang Surabaya tanun 1946. Ia menjadi saksi sejarah perobekan bendera belanda di Hotel Yamato pada 19 September 1945. 

PW SAPMA PP Jatim Minta tak Ada Lagi Penahanan Ijazah Siswa oleh Sekolah

Pasca insiden perobekan bendera, Mbah Amad bergabung dalam Kesatuan Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) yang didirikan Bung Tumo. Bahkan, Amad seringkali mendampingi Bung Tumo keliling daerah untuk bersembunyi dari kejaran tentara Belanda. 

Setelah beberapa menit berbincang, Irham mengajak Mbah Amad berkeliling kota menaiki mobil klasik. Nuansa jadul tersebut sengaja dihadirkan agar Mbah Amad bernostalgia. 

Defense Heritage Talk Series, Upaya Pemuda Katolik Lestarikan Sejarah Perjuangan Bangsa

Selama perjalanan, Mbah Amad menceritakan sepak terjangnya merebut kemerdekaan Republik dari tangan penjajah. Irham terharu mendengar cerita Mbah Amad. 

Perjalanan mereka berhenti di kafe Kita Manis, Desa Pandan, Pacet, Mojokerto. Mbah Amad kembali berkisah perjuangannya melawan penjajah hingga mendampingi Bung Tomo. Lelaki kelahiran tahun 1922 itu pernah ditugaskan ke Surabaya, Mojokerto, Sulawesi hingga Puso. 

Legislator Gerindra Desak Kemenhub Atasi Maraknya Pendangkalan Alur Pelabuhan

Irham mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk apresiasinya terhadapa veteran yang sudah berjuang melalui Polisi Istimewa. 

“Beliau bercerita banyak tentang bagaimana polisi istimewa  berjuang dalam rangka mengusir penjajah belanda saat itu,” katanya. 

Halaman Selanjutnya
img_title