NU Jatim Serukan Salat Gaib untuk Korban Tewas Insiden Kanjuruhan

Ucapan duka NU Jatim untuk Insiden Kanjuruhan.
Sumber :
  • Media Center NU Jatim/Viva Jatim

Jatim – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ikut prihatin atas terjadinya insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, yang menewaskan lebih dari seratus orang. NU pun menyerukan kepada seluruh Nahdliyin agar menggelar salat gaib dikhususkan kepada korban meninggal dunia.

Tinjau Rekapitulasi Suara, Forkopimda Jatim Pastikan Berjalan Lancar dan Kondusif

“Insiden ini benar-benar mengundang keprihatinan kita bersama,” kata Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam dalam keterangannya, Minggu, 2 Oktober 2022. 

Sekretaris PWNU Jatim Akhmad Muzakki menuturkan, PWNU Jatim ikut berbelasungkawa atas meninggalnya ratusan suporter Arema FC dan dari pihak kepolisian. Karena itu, PWNU Jatim menyerukan kepada seluruh Nahdliyin di Jatim untuk menggelar salat gaib.

Jumlah Korban Ledakan Asrama Brimob Polda Jatim di Surabaya Jadi 10 Orang

“Atas tragedi ini PWNU Jatim mengajak semua warga Nahdliyin untuk mengirimkan doa dan salat gaib," ujar Zakki.

PWNU Jatim juga mendesak agar dilakukan investigasi secara menyeluruh dan detail tentang penyebab tragedi ini. Termasuk jika ada kesalahan SOP penanganan di lapangan. 

Kapolda Jatim Sebut Ledakan di Asrama Brimob Surabaya dari Sisa Bahan Peledak

Dia juga meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan kompetisi sepak bola di Indonesia seraya mendorong agar persepakbolaan nasional semakin maju dengan tanpa ada kejadian memilukan seperti tragedi di Stadion Kanjuruhan itu.

"Peristiwa tragedi ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua," ucap Zakki.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa jumlah korban insiden Kanjuruhan sebanyak 129 orang, dua di antaranya dari pihak Kepolisian RI. Sebanyak 180 orang lainnya masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit setempat.

Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis. 

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Nah, saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak. 

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Kapolda Nico.