Tolak Pembongkaran Tugu Perguruan, Ini 3 Alasan PSNU Pagar Nusa Tulungagung

"Ya kita menolak. Penolakannya ya terserah anak-anak, saya tidak punya kompeten disitu, saya juga tidak punya kepentingan di situ. Ini kan cuma tanggapan tanggapannya kurang bagus. Kalau masalah penolakan itu nanti urusannya anak-anak," akuinya.

Meski menolak, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini memberikan jalan tengah yaitu bisa dengan membuat peraturan untuk tidak menambah tugu perguruan silat yang baru. Selain itu, jika benar-benar berkomitmen menertibkan, secara fair mengundang seluruh perwakilan perguruan silat dan IPSI yang menjadi wadah organisasinya para pendekar.

Mbah Wito menanggapi, tugu yang berada di fasilitas publik atau di lahan milik Pemerintah Kabupaten maupun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), pihaknya menyerahkan sepenuhnya jika memang dibongkar. Karena menjadi hak milik dan wewenang pemerintah setempat.

"Ada yang di jalan PU itu terserah. Itu saya tidak menyoalkan, tapi kebanyakan (tugu perguruan kami) di tanah pribadi," tandasnya.

Sementara sebelumnya, Kapolres Tulungagung, Ajun Komisaris Besar Polisi Eko Hartanto mengatakan bahwa surat tersebut sebagai bentuk salah satu menurunkan ego sektoral pencak silat. Yang mana terlalu berlebihan dalam fanatisme membuat kegaduhan di masyarakat.

AKBP Eko masih akan merapatkan bersama mulai dari Bupati Tulungagung, Dandim 0807, Forkopimda, serta tokoh seluruh perguruan yang ada di kota marmer. Sosialisasi tersebut terkhusus kepada seluruh tokoh-tokoh perguruan terkait pembongkaran-pembongkaran tugu, dimana tersebut dibangun di lahan publik.

"Pemetaan sudah, ada ratusan kalau di Tulungagung. Nanti teman-teman dari Kesbangpol atau Satpol PP nanti bisa mensosialisasikan dahulu. Nanti kita lakukan eksekusi," ujarnya.