Pertama di Surabaya, Operasi Tanam VNS Chip Kontrol Kejang Pasien Epilepsi
- Viva Jatim/Mochamad Dofir
Menurut dr Heri, semua rangkaian alat VNS yang dipasang tidak tampak dari luar kulit sehingga secara estetika, bekas dari tindakan operasi tetap terlihat baik. Nantinya VNS akan bekerja secara regular mengirimkan arus listrik kepada sel saraf vagus ketika mendeteksi adanya tanda-tanda serangan kejang.
"Jadi dia (alat VNS) ini seperti chip, dia seperti alat pacu jantung, ini pacu otak. Dia mengirimkan sinyal listrik yang terkontrol ke dalam otak melalui saraf vagus," lanjutnya.
Dokter akan menerima sebuah remot pengatur frekuensi pada alat VNS yang bisa disesuaikan dengan kondisi diri pasien. Begitu pula dengan keluarga pasien, juga dapat memonitor kondisi dari alat VNS melalui remot ini.
"Setelah dipasang alat ini harapannya, dia akan menaikkan neurotransmiter otak yang bagus. Yang bisa mengontrol kejang akan naik, neurotransmitter yang membuat kejang turun, aliran darah ke otak jadi lebih bagus," ujarnya.
Yang tak kalah penting dikatakan dr Heri, alat VNS juga berfungsi mendiskusi atau merusak penyebaran gelombang kejang ke otak. Sehingga frekuensi kejang pada pasien epilepsi menurun sampai 60 persen lalu tingkat keparahan juga jauh lebih ringan serta ketergantungan obat juga berkurang.
"Pasien kalau kejang kan rata-rata ada yang tahu kalau bakal kejang-kejang. Nah pasien nanti juga punya magnet kontroler, dia akan membuat baterai kirim impuls listrik tambahan. Jadi tidak jadi kejang," pungkasnya.