7 Kiai Tulungagung Inisiasi Liwetan Ngaji Hikam, Meredam Suhu Perpolitikan
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
Tulungagung, VIVA Jatim – Pandangan pilihan merupakan sebuah keniscayaan antara satu individu dengan individu lainnya. Sempat terjadi terkotak-kotak saat Pilpres 2019 membuat 7 kiai Tulungagung pada saat itu membuat wadah 'Liwetan' sekaligus ditambah Ngaji Kitab Hikam.
Salah satu penggagas Liwetan Ngaji Hikam, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Pampang Kamulyan Pakel Tulungagung, Kiai Toha Maksum mengatakan bahwa Liwetan Hikam berdiri tahun 2019 silam. Didirikan oleh 7 kiai, pertama KH Mahfudz Hadi Pengasuh Pondok Pesantren Mlaten, kedua KH Mawardi Ridwan, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar.
Lalu ketiga, KH Ma'ruf Maryani Pengasuh Pondok Pandanaran Ngunut, keempat KH Adib Pengasuh Pondok Ngunut induk. Kemudian kelima didirikan Kiai Anang Muhsin, Pengasuh Pondok Pesantren Fatahiyyah, keenam Kiai Syafi'i Mukarom, Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah yang nomor 7 Kiai Toha Maksum.
"Dulu rapat pertama di ndalemnya Gus Hadi waktu itu menanggapi permasalahan para kiai NU Tulungagung pada saat itu ramai-ramainya politik Bupati dan presiden 2019. Jadi di situ kiai-kiai struktural NU lebih condong ke salah satu calon bupati dan kiai kultural NU itu mendukung lainnya," ujar Kiai Toha Maksum saat dikonfirmasi, Minggu, 17 Desember 2023.
Ia menerangkan saat itu hubungan antar tokoh dan antar kiai sangat renggang. Sehingga merembet sampai kegiatan NU para kiai mencari tempat sendiri-sendiri seperti air dengan minyak.
Akhirnya, Gus Hadi mengajak 7 kiai rembukan (bermusyawarah) bagaimana menyikapi fenomena perbedaan gegara Pilpres dan Pilbub saja membuat renggang hubungan.
"Padahal hari ini 5 tahun sekali kok tidak rukun. Dalam rangka untuk menyatukan kembali para kiai, sekaligus meredam perbedaan ini akhirnya 7 kiai mengadakan liwetan," bebernya.