Mengenal Bangunan Khobhung dan Fungsinya di Madura

Ilustrasi Bangunan Kobhung
Sumber :
  • istimewa

JatimMadura memiliki beragam budaya dan adat istiadat yang sangat kaya. Salah satunya dari segi arsitektur bangunan yang ada di Madura. Bangunan Khobhung adalah bangunan sejenis musala kecil yang ada di rumah kalangan masyarakat Madura. Kobhung biasanya dianyam dari bambu yang hingga kini berkembang menjadi musala atau waqaf. 

Ternyata Ini Pemicu Insiden Berdarah Sampang, Polisi: Bukan Politik

Sebagaimana diketahui, masyarakat Madura memang sederhana. Bahkan  acara kemanten (upacara pernikahan), bisa diletakkan di Khobhung. Meski terbuat dari anyaman bambu Khobhung juga difungsikan untuk menyelenggarakan akad nikah. Undangan VIP khusus tokoh-tokoh semacam kiai dan ustadz kampung juga biasanya di dalam Khobhung itu. 

Sedangkan undangan masyarakat umum digelarkan tikar, karpet atau terpal di depan Khobhung atau di halaman rumah shahibul hajat. Dalam tradisi keagamaan, Khobhung bagi masyarakat Madura dapat difungsikan sebagai tempat shalat keluarga.

Belajar dari Kasus Sampang, Ansor Jatim Instruksikan Kader Jaga Kedamaian Pilkada

Tamu yang datang pun biasanya shalat di sana. Bangunan yang diletakkan di posisi sebelah barat halaman dan menghadap ke timur rupanya mengikuti bangunan masjid. Sehingga masyarakat juga bisa mengetahui arah kiblat dengan melihat kobhung itu.

Ada beberapa Khobhung di pulau Madura yang memiliki tempat pengimaman (mihrab). Hal ini menunjukkan fungsi spesifik dalam kehidupan keagamaan masyarakat Madura.

Polisi Ungkap Peran 3 Tersangka Pembacokan Saksi Paslon Pilkada Sampang

Selain itu, masyarakat Madura juga memanfaatkan fungsi khobhung ini dalam ritual-ritual keagamaan lain yang melibatkan masyarakat sekitarnya.

Misalnya seperti Tahlilan, Mauludan, dan juga hajatan kecil yang melibatkan tetangga-tetangga pemilik kobhung juga dilaksanakan di sana. Hal ini logis karena undangan yang banyak biasanya menyebabkan ruang tamu di rumah tidak mencukupi.

Dari sudut pandang kegiatan ekonomi masyarakat, kobhung oleh masyarakat Madura difungsikan sebagai tempat menimbun hasil panen pertanian. 

artu. 

Kemudian sehari atau dua hari kemudian para tetangga diundang untuk bersama-sama menggulung daun-daun itu menjadi gulungan sebesar lengan orang dewasa.

Jika saja semua daun itu sudah digulung, maka malam harinya langsung dirajang menjadi potongan kecil-kecil seperti tembakau yang kita temui dalam rokok itu. Akan tetapi, proses tidak hanya berhenti sampai di sini, melainkan setelah itu rajangan tembakau tersebut harus dijemur selama beberapa hari sampai kering hingga kemudian siap dijual ke gudang.

Hal yang perlu dicatat bahwa fungsi Khobhung adalah bahwa semua kegiatan dari penimbunan hasil panen sampai proses perajangan itu dilaksanakan di Khobhung atau di depannya.

Bangunan yang menyerupai rumah panggung mini, menjadikan bagian bawah kobhung ini kosong. Tempat di bagian bawah ini oleh masyarakat difungsikan seperti gudang penyimpanan kayu bakar.

 Juga dapat berfungsi sebagai tempat beristirahatnya ternak seperti ayam, bebek atau itik di siang hari. Beberapa ternak seperti itik bahkan tidak dibikinkan kandang dan berada di bawah kobhung meskipun malam hari.