Dwi Astutik Paparkan Bahaya Stunting, Jadi Inspirasi Pembuatan Film Pendek
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Stunting adalah salah satu tantangan yang harus diatasi oleh Indonesia saat ini dan masa akan datang. Karena itu Presiden Jokowi, juga presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, menjadikan pencegahan stunting sebagai salah satu program utama, untuk mewujudkan lahirnya generasi emas.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Jawa Timur masih di posisi 17,7 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2022. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), persentase stunting di Jawa Timur tahun 2022 tercatat 19,2 persen.
Meskipun angka ini lebih rendah dari survei secara nasional yang mencatat prevelensi stunting di Indonesia masih 21,6 persen. “Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita semua harus bergandengan tangan untuk membantu pemerintah melalukan aksi nyata guna mencegah tumbuh kembangnya stunting di Indonesia,” kata Dwi Astutik, Jumat, 24 Mei 2024.
Hal itu juga disampaikan Dwi di sela-sela menjadi pembicara Workshop Pembuatan Skenario dan Produksi Film Pendek – Permasalahan Stunting dan Solusinya- di Gedung Kartini Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur di Surabaya.
Workshop tersebut diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pendidikan dan Budaya Dewantara dari Yayasan Karakter Pancasila, BMPS JATIM dengan Direktorat PMM Kemdikbudristek dan Kemenko PMK.
Dalam kesempatan itu, Dwi menekankan pentingnya peran semua stakeholder dalam mengatasi masalah tersebut mengingat dampak yang ditimbulkan bisa mengancam generasi dan masa depan Indonesia. Menurutnya, stunting adalah masalah serius yang mendunia.
Dewan Pakar Muslimat Jawa Timur itu memaparkan, kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekuarangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan harus bisa dicegah sejak dini karena dampaknya yang begitu serius.