Puluhan Anak Antusias Ikuti Khitan Massal Gratis di Jombang

PT Sehat Tentrem Jaya Lestari menggelar khitan massal di Pondok Pesantren Shiddiqiyah Jombang.
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jombang, VIVA Jatim –PT Sehat Tentrem Jaya Lestari menggelar khitan massal dalam rangka tasyakuran isra miraj Nabi Muhammad SAW dan tasyakuran Hari Shiddiqiyyah Ploso, Jombang. Anak-anak yang di khitan mendapatkan bingkisan sarung, baju, kopiah dan uang tunai. 

Memetik Hikmah dari Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Ketua panitia acara Khitan Massal, Satria Hilmi mengatakan di Pondok Pesantren Majma'al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah itu sudah bertahun-tahun melaksanakan tradisi Khitan massal.

"Kita melestarikan tradisi itu, tahun ini kita lestarikan 80 peserta, yang tahun 2020 jumlahnya 65 peserta, alhamdulillah ada peningkatan," kata Hilmi Minggu 4 Februari 2024.

Isak Tangis dan Rasa Senang Para Bocah Warnai Khitan Massal di Jombang

Tujuan utama, kata Hilmi adalah memberikan contoh kepada anak-anak bahwa khitan adalah salah satu syariat yang harus dilaksanakan umat islam. Dirinya juga berharap ketika mereka sudah Khitan kira harapkan kedewasaannya. 

Human Resource Development (HRD) PT Sehat Tentrem Jaya Lestari, Mulyono menambahkan, jika Sehat Tentrem selalu berbuat sosial dalam setiap momen, seperti pada momentum kali ini. 

Hadiri HUT SPSI di Sidoarjo, Gibran Bakal Lanjutkan Program Kesejahteraan Buruh Tepat Sasaran

"Jadi kita, InsyaAllah dalam tiap momen yang baik kita terus berbuat kebaikan, kegiatan sosial, sebagaimana yang kita sampaikan kepada masyarakat, bahwa Sehat Tentrem untuk Indonesia Raya," katanya.

Mulyono mengungkapkan sejumlah program sosial selama ini telah dilaksanakan. Di antaranya pemberian santunan, hingga bedah rumah. 

"Yang jelas rutin itu pembangunan rumah layak huni dalam rangka kemerdekaan bangsa kesatuan sumpah pemuda, itu rutin kita laksanakan," kata pria asal Kabuh Jombang ini.

Terpisah, Bambang Firmasyah gemeteran saat mengantar anaknya Ahmad Karim Mubarok disunat dalam Khitan massal.

Semula, saat memasuki bilik ruangan Khitan, Bambang bersama anaknya berusia 5 tahun tampak santai berjalan. 

Dia mengantar buah hatinya sampai ke ranjang tempat disunat. Ahmad Karim yang masih duduk di bangku TK nol besar itu tidak menunjukkan rasa takut.

Berbeda dengan beberapa anak yang lebih dulu dipanggil ke dalam ruangan. Ada yang menangis, dan berteriak-teriak histeris saat akan disunat.

Tapi, Ahmad Karim tidak begitu. Dia sudah yakin dan ingin segera disunat. Ahmad Karim berbaring di ranjang kasur, disampingnya ada petugas medis. 

Namun ketika hendak disunat, Ahmad Karim tiba-tiba berteriak menangis kencang. Bambang pun langsung memegang erat tubuh anaknya yang berusaha memberontak. 

Bambang terlihat tegang dan tangannya gemetar memegangi anaknya. Dia komat-kamit membaca doa sembari menenangkan anaknya yang disunat.

"Mungkin karena anaknya masih kecil, jadi ya menangis, sekolah TK nol besar. Dan dia mungkin paling kecil di antara peserta lainnya," kata Bambang ditemui di sela Khitan massal. 

Seusai disunat, bocah lima tahun yang terlihat masih merasa kesakitan tidak mau berjalan. Bambang pun langsung membopong anaknya untuk meninggalkan ruangan Khitan massal. 

Kejadian anaknya menangis histeris saat disunat itu sejak awal sudah diprediksi Bambang. Sebab, anaknya tidak tahan dengan  rasa sakit. 

"Jadi pas ada pengumuman khitan massal ini, anak saya pingin ikut mau disunat. Saya sampaikan kalau sunat itu sakit, tapi ngotot berani dan mau iku. Saya khawatir karena dia juga tidak tahan rasa sakit. Tapi namanya orang tua kita turuti saja," ujarnya. 

Selain Ahmad Karim, tangisan anak-anak lainnya juga pecah saat dikhitan. Awalnya mereka happy saja sambil memainkan handphone. Begitu, tim medis hendak menyunat, mereka menangis.