40 Persen Ibu di Jatim Ogah Beri ASI Eksklusif ke Anak
- Viva Jatim/M Dofir
Surabaya, VIVA Jatim – Mantan Ketua Tim Penggerak PKK, Arumi Bachsin mengatakan, sebanyak 60 persen para ibu di Jawa Timur bersedia memberikan (Air Susu Ibu) ASI eksklusif kepada buah hati. Itu artinya, 40 persen sisanya lebih memilih memberikan asupan pengganti ASI seperti susu formula dan lain sebagainya.
40 persen menurutnya angka yang cukup besar karena menjadi langkah berat pemerintah dalam memutus kasus stunting anak di Jawa Timur. Padahal biaya pemberian asupan pengganti ASI seperti susu formula cenderung lebih mahal.
"Jadi secara ekonomi juga pasti memberatkan, tapi gizi yang diberikan itu tidak sebaik yang ada di ASI. Tetapi pada faktanya di lapangan, pemberian ASI di kita itu masih ngos-ngosan, hanya 60 persen," ujarnya, Minggu, 4 Agustus 2024.
Kendati demikian, ia mengungkapkan bahwa tren pemberian ASI eksklusif di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Senada dengan apa yang disampaikan istri Emil Elestianto Dardak, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Cabang Surabaya Hani Habibah mengatakan, berkat kebijakan pemerintah hingga upaya sosialisasi yang dilakukan para pegiat ASI Eksklusif serta awak media, kesadaran ibu-ibu untuk menyusui buah hati hingga dua tahun atau minimal enam bulan secara eksklusif kini mulai tertanam.
"Karena sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menyusui bayinya, apapun yang terjadi kepada ibunya. Kalaupun air susu itu tidak keluar, ada beberapa trik untuk bagaimana [bisa] menyusui, dengan bantuan jamu atau obat-obatan tertentu," katanya.
Menyusui anak dikatakannya, merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan dan eksotis karena memberi beragam manfaat, baik bagi kesehatan ibu maupun terhadap tumbuh kembang si buah hati.