Jokowi Kenang Almarhum Faisal Basri : Ekonom Kritis dan Detail Saat Koreksi Pemerintah

Presiden Jokowi dan Iriana
Sumber :
  • Mokhamad Dofir

Pria kelahiran Bandung, 6 November 1959 itu juga tak segan-segan mengkritik program unggulan Jokowi, hilirisasi. Menurut Faisal, hilirisasi ala Jokowi masih ugal-ugalan.

Kadin Surabaya Minta Kebijakan Tapera Dikaji Ulang

Saat Pilpres 2024 berlangsung, Faisal dengan berani membujuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono serta menteri lainnya untuk mundur dari kabinet Jokowi.

Hal ini dikarenakan pemerintahan terkesan berpihak pada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Jokowi dan Prabowo bakal Hadiri Pelantikan Pengurus PP GP Ansor

Faisal mulai menggeluti dunia ekonomi sejak di bangku kuliah. Keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik itu menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).

Faisal juga bagian dari pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000) bersama sejumlah ekonom senior lainnya.

Gerindra Tepis Isu Jokowi Penghalang Pertemuan Prabowo-Megawati

Di bidang pemerintahan, Faisal pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim 'Perkembangan Perekonomian Dunia' pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).

Di era pemerintahan Jokowi, ia juga pernah dipercaya menjadi ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Tim berjuluk Tim Anti Mafia Migas bekerja 6 bulan penuh menyelidiki praktik-praktik impor BBM di tubuh anak usaha Pertamina, Petral.