Bulog Perdana Serap Hasil Panen Petani Jagung di Mojokerto, Dijamin Sesuai HPP
- Viva Jatim/M Luthfi
Mojokerto, VIVA Jatim – Perum Bulog Kantor Cabang Mojokerto secara perdana menyerap hasil panen petani jagung di Mojokerto. Bulog menjamin penyerapan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Di momen panen raya serentak tahap 1 Gugus Tugas Polri ini, Bulog Mojokerto akan menyerap hasil panen jagung di Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Rabu, 26 Februari 2025.
Panen jagung di lahan seluas 8.500 meter persegi tersebut dihadiri Kapolres Mojokerto AKBP Irham Kustarto, Bulog, BPS, Dinas Pertanian (Disperta), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pupuk Indonesia dan Gapoktan Tani Raharjo.
Irham mengatakan, Polres Mojokerto memanfaatkan 32,8 hektare lahan tidur yang tersebar di 14 kecamatan untuk ditanami jagung 3 bulan lalu. Untuk menanam jagung sampai panen, pihaknya bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani (poktan).
Saat ini, telah memasuki masa panen. Salah satunya lahan perkebunan jagung di Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari.
“Hari ini dilakukan panen raya tahap 1 serentak yang dipusatkan di Madiun. Kita juga melakukan hal serupa di 14 kecamatan, beberapa sudah mendahului panen dan ada beberapa yang hari ini,” katanya Irham.
Di lokasi ini, Polres Mojokerto mengolah 2 haktare tanah kas desa (TKD) yang tidak produktif untuk menjadi kebun jagung. Irham menyampaikan, pihaknya bekerja memfasilitasi Gapoktan Tani Raharja. Mulai dari pengolahan lahan, menyediakan bibit dan pupuk.
“Kesulitan petani adalah pasca panen. Ini sudah ada solusi dari bulog. Bulog siap membeli jagung dari hasil panen jagung di Desa Menanggal,” kata Irham.
Kesiapan Bulog menyerap hasil panen jagung petani disampaikan saat anev program ketahanan pangan yang digelar Polres Mojokerto pada Sabtu, 22 Februari 2025. Dalam Annev tersebut, Bulog sepakat membeli jagung langsung dari para petani Rp 5.500/Kg, baik berupa pipilan basah maupun kering.
Namun, dalam realisasi penyerapan perdana ini berubah. Kepala Bulog Cabang Mojokerto Muhammad Husin mengatakan, akan menyerap hasil panen petani di Desa Menanggal seharga Rp 5.500/Kg hanya untuk pipilan jagung kering. Harga tersebut sesuai SK Kepala Bapanas nomor 18 tahun 2025 tentang HPP Jagung di Tingkat Petani.
“Ketika jagung sudah sesuai, sudah dipipil dengan blower dan dikeringkan serta dikemas , nanti Bulog akan membeli sesuai HPP, berlaku secara umum,” ungkapnya.
Lahan perkebunan jagung hibrida Bisi 18 di Desa Menanggal tersebut seluas 1,5 hektare. Statusnya Tanah Kas Desa (TKD) Menanggal. Namun, yang sudah bisa dipanen saat ini hanya 8.500 meter persegi.
Kepala BPS Kabupaten Mojokerto Dwi Yuhenny mengatakan, pihaknya secara langsung menganalisis hasil produksi lahan perkebunan jagung di Desa Menanggal. Hasilnya, estimasi dari 1 hektar lahan mampu menghasilkan 14,56 ton tongkol jagung.
“Idealnya hibrida BISI 18, panen 12-14 ton per hektare. Artinya, hasilnya termasuk bagus dengan estimasi 14,56 ton per hektare,” paparnya.
Sementara, lanjut Dwi, dari 8.500 meter persegi lahan jagung yang bisa dipanen menghasilkan 12,376 ton tongkol kering . Jika dikonversi ke pipilan kering dengan kadar air 14%, estimasinya 6,923 ton.
“Kalau luas 8.500 meter persegi, (hasilnya) 12,376 ton tongkol kering. Dikonversi pipilan kering menjadi 6,923 ton,” ungkapnya.
Ketua Gapoktan Tani Raharja Muhammad Khoirur Rohim menuturkan, mulai menanam jagung pada 21 November 2024. Dirinya mendapatkan bantuan dari Polres Mojokerto berupa bibit Bisi 18, pupuk dan obat pembasmi gulma.
“Pupuk memakai phoska dan urea. Dalam 3 bulan, 3 kali pemupukan dari usia 15, 25, dan 45 hari. Menghabiskan antara 6 kwintal, semuanya dari Polres Mojokerto,” katanya.
Menurut dia, harga Rp 5.500 per kg pipilan kering sudah bagus. Namun, pihak ingin menjual berupa pipilan basah. Karena jika dikeringkan membutuhkan waktu dan biaya. Apalagi, saat ini musim hujan.
“Harga segitu lumayan. Kalau bisa ya dinaikkan. Pengennya dijual pipilan basah karena sekarang musim hujan dan butuh biaya pekerjanya. Kelihatannya kalau melihat kesepakatan kemarin, akan kita jual basah. Tapi nanti kita koordinasi lagi dengan Polres,” papar Khoirur.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Nuryadi menuturkan, produksi jagung di wilayahnya tahun 2024, mencapai 266.000 ton dengan area tanam sekitar 30.000 hektare. Sedangkan akhir 2025, pihaknya menargetkan produksi jagung menjadi 268.000 ton.
“Kabupaten Mojokerto menjadi salah satu penyumbang jagung terbesar di Jatim,” tandasnya.
Nuryadi mengakui persoalan petani adalah pasca penen. Menurut dia, petani sering kali menjual pipil jagung basah karena terkendala mesin. Sehingga dibeli dengan harga murah.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah bersurat kepada kepada Bupati Mojokerto pengadaan alsintan pertanian, terutama mesin blower jagung.
“Kami mengusulkan masing-maasing kecamatan satu mesin. Nanti, pemanfaatannya setiap poktan bergilir,” tutupnya.