Selain Diperkosa Bergilir, Siswi TK Mojokerto Juga Kerap Dibully dan Dipalak

Krisdiyansari Kuncoro, Kuasa Hukum korban
Sumber :
  • Muhammad Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Jatim – Kuasa Hukum korban, Krisdiyansari Kuncoro mengatakan bahwa Siswi TK di Mojokerto yang diperkosa 3 teman sepermainannya itu juga kerap di-bully dan dipalak oleh pelaku.

Terungkap, Motif Pelaku Curi Motor di Mojokerto untuk Main Judi Slot

Pengakuan itu disampaikan Krisdiyansari Kuncoro usai mendampaingi korban yang tengah menjalani terapi trauma healing di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DPKBP2) Kabupaten Mojokerto, Jum'at, 20 Januari 2023. 

"Korban sering di-bully oleh salah satu pelaku. Pelaku ini kan badannya besar di lingkungan sekitar situ ya, teman-temannya sering dimintai uang," katanya kepada wartawan. 

Maling Motor di Mojokerto Dihajar Massa, Satu Kabur

Nominal uang yang sering diminta kepada korban belum diketahui secara jelas. Namun, kata dia, apabila korban tidak memberikan uang maka korban mendapat ancaman akan dipukul. 

"Pelaku ini memang suka perbuat nakal kepada temannya. Dipalak berapa tidak tahu, kalau anak kecil paling ya Rp5 ribu, itu setiap hari," ungkap perempuan asal Surabaya itu.

Kecelakaan Karambol Libatkan 3 Kendaraan di Trawas Mojokerto, 3 Luka 1 Tewas

Selain itu, diantara tiga terduga pelaku, satu pelaku inilah diduga telah menyetebuhi korban sebanyak 5 kali, sejak korban berada di TK A. 

"Kalau dari pengakuan korban lima kali (disetubuhi) di rumah pelaku sendiri saat korban di TK A tahun 2021. Sekarang korban kan TK B," ujar Krisdiyansari. 

Perbuatan para pelaku membuat korban mengalami trauma berat dan kondisi emosinya naik turun. Ditambah, rumah pelaku utama berada tepat di samping rumah korban. 

"Korban tidak mau keluar rumah karena takut ketemu pelaku. Tidak mau sekolah juga, terakhir ini infonya teman-teman sekolahnya juga tahu masalah ini, wali murid lain ada yang tanya-tanya ke guru," ungkapnya. 

Sementara, Kabid Perlindungan Anak P2TP2A, Ani Widiastuti belum bisa menyampaikan perkembangan kondisi korban setelah mendapat terapi trauma healing dari psikolog.

"Kita sudah melalukan asessmen dua kali kepada korban. Hasil dari assesmen tidak bisa dipublikasikan," katanya. 

Menurut dia, pendampingan terhadap korban pelecehan seksual tidak bisa dilakukan satu atau dua kali saja, tergantung perkembangannya. Ia berharap orangtua korban juga pro aktif melaporkan berkembang korban. 

"Traumanya seperti apa saya tidak bisa menjelaskan ya, itu wewenang psikolog. Untuk ke depannya tentunya orangtua harus pro aktif ya," papar Ani. 

Selain korban, pihak juga berwenang mendampingi para pelaku. Sementara ini belum ada permintaan kepolisian. 

"Permasalahan-permasalahan yang perlu asessmen khusus, kita akan turun, termasuk asessmen ke pelaku," pungkas Ani. 

Sebelumnya diberitkan, nasib pilu dialami oleh bocah perempuan berusia 6 tahun di Mojokerto. Ia diduga diperkosa secara bergilir oleh tiga sepermainannnya yang masih duduk di bangku SD. 

Peristiwa pencabulan terjadi pada 7 Januari 2023. Awalnya, korban diajak oleh bocah yang merupakan tetangganya sendiri untuk bermain. Korban diajak ke sebuah rumah kosong. Di sanalah korban diperkosa secara bergantian. 

Setelah itu, korban pulang ke rumahnya dengan kondisi baju kotor. Keesokan harinya, korban mengeluhkan ke sakitan saat buat air kecil. Namun korban tidak bercerita terkait kejadian yang menimpanya. 

Orangtua koran baru mengetahui setelah salah satu teman korban menceritakan kepada pengasuhnya. Lalu pengasuh korban memberitahu orangtuanya. 

Orangtua korban pun geram dan melaporkan ke Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Oleh Pemdes difasiltasi untuk mediasi dengan pihak keluarga tiga terduga pelaku.

Karena tidak ada titik temu, akhirya orangtua korban membuat visum dan melaporkan ke Polres Mojokerto pada 10 Januari 2023. Di sana, orangtua korban juga diarahkan ke P2TP2A untuk dilakukan pendampingan.