Cita-cita DSA Petani Pinang Pacitan Target Penuhi Pasar Ekspor Cina
- Madchan Jazuli/ Viva Jatim
Slamet mengaku, cara mengembangkan pertanian dengan meningkatkan kesejahteraan petani kuncinya dari hulu ke hilir.
Dalam sebuah ekspor, harus konsisten dalam market. Termasuk bagi petani harus merubah mindset dan merubah pola tanam. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Ia terus-menerus memberi edukasi. Saat berbicara Pohon Pinang, tidak hanya di luar Jawa saja.
"Kalau di sana bisa, disini pasti kita lebih kompetitif. Sebab kita secara transportasi secara jalur untuk pengiriman ini lebih murah daripada luar Jawa. Ini yang perlu kita kembangkan," akuinya.
Dirinya mengaku, progres 3 tahun untuk DSA Petani Pinang Pacitan menunggu bisa berbuah. Yang Slamet lakukan adalah target 100 ribu Pohon Pinang. Ia akan menutup bibit gratis nanti di tahun ketiga, sekitar 2025-2026.
Ketika sudah siap panen, hasil pinang akan dibeli dan dikirim di Ponorogo. Lalu dikeringkan di Gudang Solardome yang sudah digunakan sebelumnya untuk Kunyit dan Temulawak.
Pihaknya akan membeli basah dari petani petani melalui Kordes Korwil. Lalu, standarisasi ekspor harus dari tim induk di DSA Ponorogo. Hasil dari Pacitan diproses di gudang pengeringan.
"Disini sini cenderung dingin dan lembab, panas ya baru-baru ini, karena Pacitan itu sering hujan. Ketika kita jemur disini, tidak efektif, harus dibawa ke daratan Ponorogo," tandasnya.