Hikayat Alat Kecantikan dari China di Keraton Sumenep

Alat kecantikan dari China di Keraton Sumenep.
Sumber :
  • Viva.co.id

JatimKeraton Sumenep di Pulau Madura adalah bangunan cagar budaya peninggalan adipati/raja yang kondisinya masih terbilang bagus. Ada banyak benda peninggalan bersejarah tersimpan di sana, di antaranya peralatan kecantikan dari China yang biasa dipakai istri atau para permaisuri Raja Sumenep yang tinggal di keraton yang menyatu dengan pendopo yang kini dipakai sebagai kantor Bupati Sumenep itu.

Mengenal STAINAS Sumenep Lebih Dekat, Kampus yang Berbasis Pesantren

Mengutip VIVA yang terbit pada 16 Oktober 2017, Keraton Sumenep berdiri di jantung Kota Sumenep, tepatnya sekira 300 meter sebelah timur masjid sezaman dengan keraton, yakni Masjid Jamik. Berdasarkan catatan di papan informasi, keraton tersebut dibangun pada 1780 oleh Panembahan Somala Asiruddin Pakunataningrat, dengan arsitek keturunan Tionghoa bernama Law Piango.  

Panembahan Somala adalah keturunan dari Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R Rasmana dan Kanjeng Tumenggung Aro Tirtonegoro atau Bindara Saod. Sebab itu, di kompleks keraton juga terdapat rumah tempat istirahat Bindara Saod atau keraton lama, tepatnya di sisi barat bangunan pendopo.  

Bupati Sumenep Suarakan Reaktivasi Kereta, Cak Nanto: Penting Didukung untuk Kesejahteraan Madura

Gaya bangunan Keraton Sumenep dipengaruhi corak China, Eropa dan Arab. Itu terlihat pada gapura atau pintu masuk keraton yang bernama Labang Mesem. Corak sama bisa dilihat pada gapura di pintu masuk Masjid Jamik. 

Dari penggarap dan arsitekturnya, jelas antara Sumenep dengan China memiliki hubungan yang erat sejak dahulu kala. Hal itu juga dikuatkan dengan tersimpannya sejumlah benda bersejarah dengan corak China. Di antaranya peralatan kecantikan yang tersimpan di lemari kaca di ruang tengah rumah resmi Bindara Saod, yang berada di sisi barat pendopo. 

Mengenal Jaran Serek, Warisan Tradisi Keraton Sumenep yang Nyaris Punah

Di situ, terdapat lima peralatan kecantikan yang biasa dipakai oleh permaisuri. Yakni kaca berbingkai kayu, tempat bedak, sabun, dan bejana atau jambangan untuk wadah air dari porselin, dan gayung dari tempurung kelapa. Dari lima peralatan itu, tiga benda yang disebut berasal dari China, yakni tempat bedak, sabun dan bejana. Ciri khas China terlihat pada bejana. Motif daun terlukis pada permukaan porselin putih di bejana tersebut.

Sejarawan Madura Tajul Arifin membenarkan bahwa peralatan kecantikan yang tersimpan di Keraton Sumenep itu berasal dari China. “Informasi yang saya peroleh, itu persembahan dari saudagar China yang lari ke Dungkek setelah Batavia dikuasai Belanda pada tahun 1700-an," katanya dikutip dari VIVA pada Selasa, 20 September 2022.

Dia menjelaskan, adipati atau raja di Sumenep juga memiliki istri dan selir banyak. Satu di antara perempuan sang raja berstatus sebagai permaisuri. "Raja-raja dahulu punya istri banyak. Ada 18, termasuk di kerajaan Sumenep," ujar Tajul.  

Status perempuan Raja Sumenep sama dengan konsep beristri raja-raja Jawa: Garwo Padmi (istri utama atau permaisuri) dan Garwo Ampil atau Ampeyan (selir). "Karena itu di antara para istri-istri Raja Sumenep ini ada semacam persaingan," ujar Tajul.  

Mempercantik diri adalah satu di antara cara istri-istri merebut hati dan ketertarikan raja. "Jadi, peralatan kecantikan yang terdapat di Keraton Sumenep itu adalah kebiasaan istri Raja Sumenep agar sang raja atau suami selalu tertarik. Peralatan kecantikan di Keraton Sumenep itu hanya dipakai oleh permaisuri saja. Itu dipakai masa Panembahan Sumolo ke bawah," kata Tajul. 

Tidak hanya dari luar, Tajul menjelaskan permaisuri dan selir biasa mempercantik sisi dalam kewanitaan mereka dengan cara mengonsumsi jamu ramuan. Peralatan meracik jamu khusus wanita itu juga tersimpan di Keraton Sumenep. "Karena itu jamu Madura terkenal sampai sekarang," tandas Tajul.