Tak Lagi Jawa Sentris, Pertumbuhan Pasar Properti Merata di Indonesia
- Viva Jatim/M Dofir
Surabaya, VIVA Jatim – Tren pasar properti di Indonesia terus berkembang secara inklusif, menciptakan peluang baru di berbagai wilayah. Jika sebelumnya bisnis properti cenderung terpusat di Pulau Jawa, kini potensi pertumbuhan dapat ditemukan secara merata di hampir semua provinsi.
Dayu Dara Permata selaku CEO dan Founder Pinhome mengatakan, semangat pemerataan pembangunan terasa semakin nyata di sektor properti. Hal itu sejalan dengan visi pemerintah yang mengambil tema Nusantara Baru, Indonesia Maju pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia.
Berdasar data terbaru Pinhome menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, terbukti dari jangkauan yang sudah tersebar di 100 persen provinsi di seluruh Indonesia.
"Ini adalah bukti bahwa setiap daerah memiliki potensi yang dapat dikembangkan, dan kami bangga menjadi bagian dari perjalanan mewujudkan mimpi properti bagi masyarakat Indonesia, di mana pun mereka berada," ujarnya, Selasa, 13 Agustus 2024.
Di Pulau Sumatera, pasar properti menunjukkan pertumbuhan pesat yang didorong oleh peningkatan lebih dari empat kali lipat inventori rumah seken di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Minat terhadap properti komersial juga meningkat tajam di Sumatera Barat, Lampung dan Kepulauan Riau.
"Tentu mengindikasikan potensi ekonomi yang berkembang di luar Jawa," tandasnya.
Lalu di Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Ia mengatakan, adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi katalis perkembangan properti di wilayah ini.
Data Pinhome kata dia, menunjukkan lonjakan minat pencarian properti di Samarinda dan Balikpapan. Di kedua provinsi ini, masing-masing meningkat lebih dari 20 kali lipat dan lima kali lipat. Selain itu, baik Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara mengalami lonjakan inventori properti komersial lebih dari 11 kali lipat dibanding tahun lalu.
Berikutnya, di bagian Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Dayu mengatakan, potensi pasar properti di kawasan ini sangat menjanjikan.
"Pertumbuhan inventori properti komersial di Maluku dan Nusa Tenggara, serta dominasi inventori residensial di Papua, mengindikasikan adanya permintaan yang kuat dan peluang investasi yang belum tergali," katanya.
Lantas bagaimana dinamika pasar properti di Jawa dan Bali saat ini?
Dia menjelaskan, di DKI Jakarta dan Bali, pasar sewa properti sangat aktif, dengan proporsi inventori sewa residensial dua kali lipat dari rata-rata di wilayah tersebut.
"Di DKI Jakarta, minat beli dan sewa properti residensial hampir seimbang, sementara di Bali, minat sewa 48 persen lebih tinggi, didorong oleh sektor pariwisata yang kuat," ungkapnya.
Menurutnya, kenaikan suku bunga mendorong peningkatan permintaan KPR takeover di Bogor dan Tangerang Selatan sehingga menunjukkan bahwa konsumen mencari alternatif pembiayaan yang lebih terjangkau.
Lalu permintaan layanan deep cleaning Pinhome di DKI Jakarta juga meningkat 24 persen, terutama untuk layanan pembersihan kamar mandi dan cuci kasur. Layanan cuci mobil di Banten juga mencatat rasio pemberian tip tertinggi di angka 9,3 persen, dengan rata-rata tip sebesar Rp15.000 hingga Rp20.000.
"Pinhome berkomitmen untuk terus menjadi platform properti inklusif yang menyediakan solusi lengkap bagi seluruh masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada. Melalui platform Pinhome, kami tidak hanya memudahkan akses terhadap properti, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui layanan Pinhome Service yang inklusif. Layanan car wash, massage, dan home cleaning kami telah mempekerjakan ratusan rekan jasa dengan disabilitas, seperti tuna rungu dan tuna netra. Kami optimis akan masa depan properti Indonesia yang semakin merata, berkelanjutan, dan inklusif sejalan dengan semangat Nusantara Baru, Indonesia Maju," pungkasnya.