Perempuan Penganiaya Ayah Kandung hingga Tewas di Mojokerto Diduga ODGJ

Rumah ayah yang dianiaya anak sendiri
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi Hermansyah

Mojokerto, VIVA JatimPerempuan bernama SNA (35) yang diduga menganiaya ayah kandungnya, Sutrisno (70), di Kelurahan Wates, Kecamatan Megersari, Kota Mojokerto, disebut-sebut memiliki riwayat gangguan jiwa atau ODGJ. Pelaku juga disebut kerap kali melakukan penganiayaan

Tabrak Lari Motor vs Truk di Gresik, Warga Ujungpangkah Tewas di TKP

"Jadi, pelaku tahun 2022 bulan Oktober pernah diantar ke rumah sakit Lawang," kata Kapolsek Magersari Kompol Roy Aquary kepada wartawan, Kamis , 30 November 2023. 

Namun, untuk memastikan hal itu pihak kepolisian perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pelaku sendiri kini telah diamankan. Saat ini, kasus tersebut tengah ditangani penyidik Satreskrim Polres Mojokerto Kota

Truk Mengganti Ban Tetiba Ditabrak Motor di Mojokerto, Pengendara Honda CB Tewas

Beredar informasi, jika motif pelaku menganiaya sang ayah dilatarbelakangi oleh persoalan keluarga. Namun, Roy belum bisa memastikan. 

"Motif Belum , nanti diketahui dari pelaku. (persolan rumah tangga) Itu masih kita dalami, karena informasinya simpang siur,"  ujar Roy. . 

Eksekutor Pencurian Motor di Mojokerto Ditangkap saat Hendak Kabur Ke Banyuwangi, Ternyata Residivis

Ketua RW 03 tempat tinggal pelaku dan korban, Suyitno, membenarkan jika SNA memiliki riwayat ODGJ. Penganiayaan terhadap ayah kandungnya oleh pelaku juga bukan pertama kali terjadi. 

"Kalah enggak salah waktu kuliah dia ganguan jiwa, tapi keluarganya tidak mau merawat. Setelah terjadi pengganiayaan baru mau merawat, keluarganya sudah angkat tangan," ungkapnya. 

Hal senada juga disampaikan warga setempat, Tisia Andayani. Ia menjelaskan, seharusnya SNA masih dalam masa pengobatan pasca keluar dari RSJ Lawang, Malang. Akan tetapi, keluarganya tidak pernah membawa SNA kontrol. 

"Harusnya berobat jalan terus, tapi hanya kontrol sekali tok kontrol. Setelah itu tidak mau kontrol lagi, alasannya biaya," katanya. 

Menurut dia, satu kali kontrol itu pun biaya dari iuaran warga yang terkumpul Rp 650 ribu. Uang tersebut digunakan untuk sewa mobil berangkat ke RSJ Lawang. "Yang kedua tidak ada biaya sehingga tidak kembali. Harusnya kan masih lanjut," ujar Tisia. 

SNA merupakan anak ketiga dari korban. Ia memiliki dua orang anak. Namun, suaminya pergi ke Bandung dan jarang pulang sejak satu tahun yang lalu. 

"Sejak kuliah sudah kelihatan gejala ODGJ, diajak ngomong jarak setengah jam tidak nyambung. Penganiayaan ke keluarganya itu terjadi biasanya kalau tidak punya uang. Bahkan, anaknya pernah dimasukkan kandang," pungkas Tisia.