Sosok Pendiri NU di Mata Cucu dan Santrinya: Pemersatu Umat Islam Indonesia
- Ibnu Abbas/Viva Jatim
Ketua Bawaslu Jatim ini lantas berharap agar dalam menghadapi Pemilu 2024, hendaknya warga NU meneladani sikap dan pemikiran Mbah Hasyim. Bahwa pesta demokrasi itu hanyalah salah satu cara mengevaluasi kepemimpinan. Sehingga rakyat diberi hak untuk menentukan pilihan.
"Maka itu tidak boleh mengorbankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa kita ini," tandas pria mantan Ketua Lakpesdam NU Sumenep itu.
Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq mengatakan bahwa tadarus pemikiran ini menjadi salah satu ikhtiar membuka cakrawala pemahaman dan keilmuan pengurus NU di semua tingkatan. Bahwa Mbah Hasyim bukan hanya sebagai pendiri NU, melainkan juga penggerak dan pemersatu umat Islam di Indonesia.
Karena itu pihaknya menghadirkan KH Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Tebuireng Jombang sekaligus Pj Ketua PWNU Jawa Timur sebagai narasumber, dalam rangka tabarrukan kepada dzurriyah Mbah Hasyim. Dan KH Abd A'la Basyir, Pengasuh PP Annuqayah Guluk-Guluk sekaligus Rais PBNU sebagai santri alumni Tebuireng.
"Silaturrahim kita kali ini sangat spesial. Karena akan mengaji pemikiran Mbah Hasyim kepada dzurriyah ya langsung, Gus Kikin Pengasuh PP Tebuireng. Juga kepada santri alumni Tebuireng, Kiai A'la," ungkapnya saat memberi sambutan.
Sosok Mbah Hasyim, lanjut Kiai Pandji adalah pribadi yang kompleks. Hal tersebut hendaknya menjadi tauladan bagi pengurus NU di akar rumput, yakni MWC dan Ranting. Elemen struktur NU yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Bahwa yang menjadi tugas utama kita adalah bagaimana kegiatan NU di orientasikan tidak hanya bil maqal. Melainkan. Juga bil af'al. Sesuatu yang membawa manfaat langsung kepada warga NU dan masyarakat," tambahnya.