DPRD Kota Surabaya bakal Kawal Kasus Pelecehan Anak di Surabaya

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga
Sumber :
  • Pexels

Jatim –Kasus dugaan tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh tenaga pendidik di (MI) swasta di Surabaya, turut menyita perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya. Terlebih kasus ini mencuat di tengah nama baik Pemkot Surabaya sebagai kota ramah anak.

Target Pilkada Menang, PKS Panasi Mesin Partai di Seluruh Jatim

Reni Astuti, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya mengakui dirinya sangat sedih setelah mendengar informasi ini. Menurutnya, kekekerasan seksual yang terjadi pada anak harus menjadi perhatian ekstra, bagi seluruh masyarakat termasuk juga pemerintah Kota Surabaya.

“Persoalan ini bukan tentang kuantiti (jumlah) nya, namun mengenai ada tidaknya kasus,” ujar politisi asal Partai Keadilan Sejahtera ini.

4 Tahun Cabuli Anak Tiri, Oknum Polisi di Surabaya Ditahan

Namun demikian, dirinya juga berharap bahwa tidak ada persoalan serupa yang tidak diketahui, karena nanti efeknya kepada masa depan si anak yang menjadi korban.

DPRD Kota Surabaya pun akan mendorong kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk segera melakukan pendalaman terhadap kasus dugaan tindakan tidak terpuji dari oknum Guru MI Swasta di Kawasan Surabaya Utara ini. Hal ini penting untuk dilakukan agar kejadian ini segera selesai dan sekaligus dapat mengantisipasi agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Ketua DPC PSI Gubeng Surabaya Dipecat Buntut Lecehkan Gadis Panti Asuhan

Selain itu, DPRD Kota Surabaya juga akan melakukan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual ini.

“Ya nanti kita akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Surabaya), melalui camat, lurah dan Dinas Perlindungan Anak, kita akan melakukan pendampingan psikologi agar pertumbuhan anak tidak terganggu”, tutur Reni.

Lebih lanjut Reni juga berpesan jika kasus dugaan pelecehan ini sudah masuk dalam ranah hukum, agar pihak penegak hukum melakukan proses pengungkapan kasus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, agar hak-hak anak dapat terlindungi dengan baik sehingga kesehatan mereka secara mental maupun psikologis juga tetap terjaga.

“Saya kira, kita juga berharap kepada pihak Polrestabes Surabaya untuk menerapkan mekanismes(pengungkapan kasus) dan kebijakan-kebijakan yang ada”, Tandas Reni

Diberita sebelumnya sebagaimana dikutip dari Jatimviva.co.id, kasus pelecehan ini yang terjadi di kota Surabaya ini mendapatkan perhatian dari Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPAI), Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto. 

Ia memberikan beberapa saran agar pelecehan seksual tidak menimpa anak dibawah umur sehingga membuat dunia pendidikan tercoreng. Kak Seto, sapaan akrabnya menganjurkan para orang tua untuk selalu dekat dengan anak, mengajarkan bagaimana meminimalisir kesempatan pelaku pelecehan seksual yang biasanya mengincar korban anak. 

Menurutnya, agar tidak terjadi pelecehan seksual, anak harus diajarkan untuk berfikir, bagian tubuh mana yang dilarang untuk dilihat maupun disentuh oleh orang lain. 

"Ajarkan ke  anak-anak cara berpikir kritis. Dengan kritis mempersempit kesempatan pelaku predator berulah, " ujar Kak Seto saat dihubungi via Telepon, Rabu 22 Februari 2023.

Selain berpikir pencegahan, orang tua juga sebaiknya sering berkomunikasi dengan anak, sehingga anak merasa nyaman saat bercerita tentang apap yang mereka lakukan sepanjang hari, baik bersama teman maupun di tempat mereka menempuh pendidikan. 

Mengambil istilah Bang Napi, Kak Seto mengatakan, kejahatan seksual anak dapat terjadi bukan hanya dari niat pelakunya, namun juga karena adanya kesempatan. 

Sementara itu, terkait kekerasan hingga pelecehan seksual pada anak, pria yang akrab dengan dunia anak ini mengatakan, jika dalam beberapa tahun terakhir kasus ini meningkat cukup signifikan hingga 50 persen.