Keluarga Korban 3 Anak Tenggelam Meninggal Tak Ingin Proses Hukum

Kasatreskrim Polres Trenggalek, IPTU Agus Salim.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

JatimMeninggalnya tiga anak di Kolam Renang Tirta Jwalita Trenggalek gegara tenggelam diduga karena kelalaian. Akan tetapi, pihak keluarga korban tidak ingin diteruskan ke ranah hukum pidana.

Kabar Terkini Kasus Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Cabuli Santriwati

Kasatreskrim Polres Trenggalek, Inspektur Polisi Satu, Agus Salim menjelaskan bahwa ada dugaan kelalaian pasti ada. Sebab meninggalnya tiga anak ini berdasarkan peristiwa, adanya kelalaian menyebabkan hilangnya nyawa.

"Untuk proses ini, dari pihak keluarga menyampaikan kami bahwa permasalahan ini tidak mau untuk dibawa ke proses hukum. Hanya minta dari pihak kelola ada asuransi atau santunan," ungkap IPTU Agus Salim di depan Kolam Renang Tirta Jwalita, Minggu, 4 Juni 2023.

Penambang Pasir yang Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro Ditemukan Tewas

Menurutnya, untuk kejadian pasti, masih dalam tahap penyelidikan, serta memastikan tiga orang anak ini memang berada di dalam kolam renang. Kemudian ia membenarkan, ada anggota dari Polres Trenggalek yang ikut menolong dibawa ke pinggir.

"Selanjutnya dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan sudah meninggal," terangnya.

Tim SAR Gabungan Temukan Sumiati Tewas di Sungai Brantas Blitar

Perihal pengawas kolam, Iptu Agus Salim menjelaskan bahwa lokasi ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Trenggalek. Total petugas 3 orang, termasuk yang berjaga di loket pintu masuk kola renang.

"Yang mengawasi di area kolam ada 2 orang 1 di karcis," bebernya.

Lebih lanjut, dikatakannya diketahui 3 anak meninggal pada hari Minggu pagi sekitar jam 08.30. Lalu, dari hasil pemeriksaan di rumah sakit dinyatakan meninggal semua, setelah satu diantaranya mendapat perawatan intensif.

Polres Trenggalek dalam kasus ini melakukan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, yaitu melakukan police line tempat kejadian perkara (TKP), kemudian melakukan olah TKP untuk mengumpulkan barang bukti dan seterusnya.

"Termasuk penyitaan dan penemuan barang bukti TKP, klarifikasi pihak-pihak yang terkait di sini. Kemudian kita koordinasi di rumah sakit meminta visum," jelasnya.

Sementara dari pihak RSUD dr Soedomo mengaku, satu korban sempat mendapat perawatan intensif selama satu jam. Namun sayang, kondisi korban semakin memburuk dan tak tertolong menghembuskan nafas terakhir.