Mengenal Langgar Gipo Surabaya, Jejak Sejarah Ketum PBNU Pertama

Wali Kota Surabaya saat resmikan Langgar Gipo jadi Cagar Budaya
Sumber :
  • Pemkot Surabaya

Sementara itu, Generasi kelima dari keturunan Sagipoddin, Abdul Wage Zain menceritakan bahwa Langgar Gipo sudah berusia 304 tahun pada 2024, tetapi sejak dibangun. Langgar tersebut baru disertifikasi pada tahun 1830 oleh H Tarmidzi (anak H Sagipoddin/Abdullatif, pendiri Langgar Gipo).

The Grand Leader Summit 2024 bakal Digelar di ITS, 4 Tokoh Dihadirkan

Setelah itu, H Hasan Basri Sagipoddin yang dikenal dengan KH Hasan Gipo (Ketua PBNU pertama) melakukan optimalisasi fungsi langgar sebagai salah satu tempat pergerakan dalam melawan penjajah. Dari situlah jejak sejarah KH Hasan Gipo yang dikenal sebagai tokoh pergerakan.

"Disamping itu dulunya lantai dua Langgar Gipo ini dijadikan tempat menampung jemaah haji kapal laut asal Jawa Timur sebelum berangkat ke Mekkah. Setelah, jemaah haji sampai di Mekkah di sana juga ditampung di tempat atau rumah milik keluarga Sagipoddin," jelas Abdul Wage Zain.

Gara-gara Menabrak Monyet, Pemotor di Bojonegoro Tewas

Pada tahun 1996, Yayasan IKSA mulai memfungsikan Langgar Gipo sebagai tempat halal bihalal bani Gipo. Kini, Langgar Gipo menjadi bangunan Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Religi.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya sudah menetapkan Langgar Gipo sebagai bangunan Cagar Budaya dengan SK Wali Kota Surabaya No 188.45/63/436.1.2/2021 tanggal 21 Februari 2021 lalu.

Misteri Janda dan Bayi Tewas di Sidoarjo Terungkap, Kekasih Gelap Diduga Terlibat