Cerita Sang Raja Perak dari Malang, Pebisnis Perhiasan yang Peka Sosial

Faishal Arifin, Sang Raja Perak dari Malang
Sumber :
  • SATU Indonesia Award

Malang, VIVA Jatim – Sisi lain dari dunia bisnis tidak selalu berbanding lurus dengan pundi-pundi rupiah yang dihasilkan. Tidak jarang, bidang usaha yang digeluti seseorang malah merugikan kehidupan orang lain. Persaingan bebas di dunia bisnis telah membuat mereka yang berdaya secara modal mampu menguasai pasar. 

Paundra, Penggagas Budidaya Udang Vaname Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

Namun tidak bagi Faishal Arifin. Pria berjuluk Raja Perak dari Malang ini adalah satu diantara sekian pebisnis yang memiliki kepekaan sosial. Bisnis perhiasan yang hingga kini mengakar kuat tidak lantas membuatnya lupa dengan masyarakat sekitar. 

Pemilik CV Silver 999 ini mampu meraup omzet Rp350 juta perbulan dari kerajinan perak yang dijual. Meski begitu, ia tidak abai dengan kondisi kehidupan masyarakat sekitarnya. Ia tak hanya mempekerjakan mereka yang ahli dalam hal kerajinan, melainkan juga menyerap pekerja dari kalangan pemuda yang tidak produktif dan pelajar yang terkendala biaya sekolah. 

Kisah Sukses Rizki Hamdani Ciptakan Sistem Pertanian Terpadu di Pesantren

Selain itu, pria kelahiran Malang ini juga membina lebih dari 36 kelompok usaha. Masing-masing kelompok itu beranggotakan 2 hingga 30 orang. Mereka salah satunya terdiri dari mantan TKI Malaysia. Mereka pun merasa terbantu dengan terobosan yang dilakukan Faishal Arifin tersebut. 

"Kamu juga mengadakan pelatihan manajemen usaha, pelatihan produksi perak, pembinaan kewirausahaan, pinjaman modal, pelatihan produksi perak, pinjam pakai maupun hibah peralatan dan juga bantuan pemasaran produk," ungkapnya, kepada Viva Jatim, Sabtu, 4 November 2023. 

Hendro Sang Pionir Pendidikan Robotika, Sukses Cetak Siswa Juara Internasional

Belajar dari Pengalaman

Kiprah Faishal Arifin ini tidak terlepas dari pengalaman hidup yang dialaminya. Sebelum tenar dan mujur seperti saat sekarang ini, ia juga sempat berada di titik rendah dalam hidup. Beberapa kali melamar kerja selalu gagal dan gagal. 

"Dulu saya selalu mencoba melamar kerja ke berbagai tempat, termasuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulillah selalu gagal diterima," tambahnya. 

Sulitnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, akhirnya Faishal Arifin memutuskan untuk merantau mengadu nasib ke Martapura, Kalimantan Selatan. Seiring bergulirnya waktu, ia mulai beradaptasi dengan lingkungan. 

Hingga Faishal Arifin belajar membuat perhiasan kepada warga setempat. Mulai dari membuat batu permata, menggosok cincin dan berbagai macam perhiasan lainnya. Ia terus menekuni kerajinan itu hingga ahli di bidangnya. 

Setelah memiliki bekal ilmu yang cukup, ia kemudian memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Malang, Jawa Timur. Dari keahlian yang dimilikinya, pada tahun 2009, Faishal Arifin memberanikan diri untuk menawarkan produk perhiasan karyanya sendiri ke sejumlah pihak. 

"Termasuk ke rumah-rumah warga, hingga kantor. Waktu itu saya hanya bermodalkan katalog," ujarnya. 

Saat pulang ke Malang, Faishal Arifin masih terus mengasah keahliannya. Di sebuah pasar di Malang, yakni Pasar Comboran banyak penjual barang-barang bekas. Di situ ia banyak menemukan majalah bekas yang kemudian dijadikan referensi membuat berbagai model perhiasan. 

Lambat laun, usaha yang digelutinya mulai membuahkan hasil. Banyak konsumen yang puas dengan kerajinannya. Di samping itu, guna menguatkan jejaring dan pemasaran, ia sering mengikuti pameran UMKM yang digelar pemerintah. Sampai di titik kejayaannya, ia menjadi eksportir kelas dunia.

"Kini saya sudah mengekspor kerajinan perhiasan ke berbagai negara, seperti Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Etiopia dan Kanada," terangnya. 

Menyadari pentingnya legalitas hukum usaha yang digelutinya itu, Faishal Arifin akhirnya mendirikan badan usaha CV Silver 999 pada tahun 2011 silam. Hal itu ia lakukan agar memiliki kejelasan hukum serta berkontribusi jelas bagi bangsa dan negara. 

Baginya, usaha yang digeluti tidak hanya berorientasi kepada kepentingan materi saja. Melainkan juga melestarikan perhiasan berbasis Indonesian Heritage dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta meningkatkan kemandirian ekonomi lewat pembinaan usaha yang dilakukan. 

Kiprahnya di dunia bisnis perhiasan ini pun, tidak hanya mampu mendulang pundi-pundi rupiah yang melimpah. Faishal Arifin juga mendapatkan penghargaan dari Astra melalui program SATU Indonesia Award tahun 2015 lalu.