Mengenal Batik Ulur Wiji, Brand Lokal Mojokerto yang Go Internasional
- VIVA Jatim/M Luthfi Hermansyah
Khusus batik berbahan kain sutra, ia sendiri produksi dengan jika ada pesanan khusus. Sebab, harga kain sutra sendiri terbilang cukup mahal, Rp 150 - 250 ribu per meter. Harga jual batik Ulur Wiji berbahan kain sutra bisa mencapai Rp1,2 juta.
“Ketentuan harga berdasarkan bahan dasar dan motif. Paling diminati kain tansel sama linen. Sedangkan motif yang galaxi paling laris,” terangnya.
Tidak hanya produk kain batik, Ulur Wiji juga memproduksi baju batik berbagai model. Seperti kebaya, tunik, blouse, kaftan, dress, kemeja, dan hijab.
Nesta merintis usaha batik Ulur Wiji sejak tahun 2019. Ia memberdayakan perempuan-perempuan Desa Pandan Krajan. Hal itu selaras dengan visi dan falsafah nama Ulur Wiji, yakni menabur benih kebaikan.
“Sesuai dengan visi kami, kami ingin memberikan kesempatan bagi perempuan-perempuan di desa ini mencari penghidupan, ekonomi, menyalurkan bakat. Mereka di sini bisa berkarya,” ujar istri dari Joko Santoso itu.
Di awal-awal, Nesta sendiri yang mengajari cara membatik dan menjahit kepada perempuan-perempuan di desanya. Karena dulu dirinya sempat sekolah fashion di Surabaya, mengikuti seminar textil, dan belajar batik di Semarang. Kini, sedikitnya ada 12 orang yang setiap hari bekerja d isana.