Kecerdasan Buatan bakal Hadir untuk Deteksi Penularan Kanker Payudara

Ilustrasi Cegah Kanker Payudara
Sumber :
  • Istimewa

Jatim –  Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kian merambah ke berbagai sektor kehidupan. Kini tengah dikembangkan untuk mendeteksi penularan kanker payudara. Bahkan dirancang bisa mengukur respons kekebalan kelenjar getah bening, gumpalan jaringan seukuran kacang polong yang membantu tubuh melawan infeksi.

Sering Buka Situs Sensitif dan Berbahaya? Ini Cara Mudah Hapus Jejak Digital

Dilansir dari VIVA, Sabtu, 27 Mei 2023, Peneliti dari King's College London mengembangkan model AI yang mereka uji pada lebih dari 5.000 kelenjar getah bening, yang disumbangkan oleh 345 pasien.

Sel kanker payudara biasanya pertama kali menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak, yang paling dekat dengan tumor. Ketika ini terjadi, pasien biasanya diberikan perawatan yang lebih intensif untuk mencoba menghentikannya berkembang di tempat lain.

Perusahaan Penyedia Layanan Kreatif Ini Majukan UMKM Lewat Kolaborasi Teknologi, Seni dan Inovasi

Tetapi para ilmuwan menemukan bahwa bahkan ketika sel kanker payudara belum menyebar ke kelenjar getah bening, respon imun tubuh memungkinkan untuk memprediksi kemungkinan penyebaran kanker di tempat lain.

Ilmuwan menggunakan program komputer untuk melakukan analisis citra kelenjar getah bening pada pasien kanker, yang kemudian direferensi silang dengan catatan pasien dan apakah kanker payudara mereka telah menyebar.

5 Strategi Ampuh Kembangkan UMKM Lebih Cepat

Dr Anita Grigoriadis, yang memimpin penelitian di Breast Cancer Now Unit di King's College London, mengatakan: "Dengan menggunakan teknologi AI kami, kami melihat banyak gambar kelenjar getah bening dan kami menemukan pola tertentu," ujarnya.  

Dia menambahkan: "Dengan menunjukkan bahwa perubahan kelenjar getah bening dapat memprediksi apakah kanker payudara triple negatif akan menyebar, kami telah membangun pengetahuan kami yang berkembang tentang peran penting yang dapat dimainkan oleh respon imun dalam memahami prognosis pasien," jelasnya. 

Sekitar 15 persen kanker payudara bersifat triple negatif dan saat ini hanya ada sedikit pengobatan yang ditargetkan.

Ini lebih sering terjadi pada wanita yang mewarisi gen BRCA, yang juga dimiliki oleh Angelina Jolie, serta wanita kulit hitam, pra-menopause, dan wanita berusia di bawah 40 tahun.

Menerbitkan temuan mereka di Journal of Pathology, mereka berharap untuk menguji model AI dalam uji klinis.

Dr Simon Vincent, direktur penelitian di Breast Cancer Now, mengatakan: "Setiap tahun sekitar 8.000 wanita Inggris didiagnosis menderita kanker payudara triple negatif, yang merupakan bentuk kanker payudara yang lebih agresif, seringkali dengan hasil yang lebih buruk," tambahnya. 

"Jika, berkat penelitian ini, memungkinkan untuk memberi wanita perawatan dan pelayanan yang lebih disesuaikan berdasarkan kemungkinan penyebaran kanker payudara, itu dapat membantu menyelamatkan nyawa dan mengurangi stres dan kekhawatiran. Kami menantikan temuan lebih lanjut untuk memahami bagaimana ini dapat bekerja dalam praktiknya untuk memberi manfaat bagi wanita yang terkena kanker payudara jenis in," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Ilmuwan Kembangkan AI untuk Deteksi Penyebaran Kanker Payudara