Innalilahi, Ketua RAPI Tulungagung Meninggal Dunia saat Perbaiki Antena

Proses evakuasi korban oleh pihak kepolisian.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Nasib nahas diamalami Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Tulungagung, Amir Mubiyanto. Ia tak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal gegara akan memperbaiki antena RAPI di puncak Gunung Dusun Comanuk Desa Besuki.

Menderita Penyakit Ginjal, Tahanan Kasus KDRT di Tuban Meninggal Dunia di Rumah Sakit

Kasi Humas Polres Tulungagung, Inspektur Polisi Satu Anshori mengungkapkan, korban setelah menjalani identifikasi dan autopsi, tidak di temukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. AM meninggal karena kekurangan oksigen saat berada di puncak gunung.

"Korban meninggal disebabkan masalah sistem pernapasan, yang diakibatkan oleh rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh. Atau bisa disebut asfiksia dengan di tandai kuku kebiruan," ungkap IPTU Anshori diterima Viva Jatim, Jum'at 19 Mei 2023.

Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung

Kronologi kejadian, ia mengatakan berawal pada hari Kamis, 18 Mei 2023 pukul 09.00 korban sepakat untuk berkumpul di rumah Karni, di Dusun Comanuk Desa Kecamatan Besuki. Kesepakatan itu berniat untuk memperbaiki Riepiter dan antena Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) yang dibangun di puncak gunung masuk Dusun Comanuk Desa Besuki.

Lalu, pukul 09.15 korban bersama Karni dan teman yang lainnya sebanyak 8 orang semobil dengan korban. Saat perjalanan tidak ada yang mengeluh apapun, namun inisiatif rombongan berhenti sebanyak 3 kali untuk menjaga fisik.

Suami Tega Habisi Istrinya dengan Cara Dicekik, Pelaku Malah Coba Bunuh Dirinya

"Selanjutnya berhenti di puncak terakir kali berjarak sekira 10 meter dari titik gardu tower pembangunan Reipiter dan Antena," bebernya.

Ia mengungkapkan, korban duduk istirahat dibawah batu menghadap selatan sambil bermain gadget. Yang lain, langsung bekerja memperbaiki reipiter serta menurunkan antena. Rekan korban Marjugi menghampiri dan tidak ada kecurigaan.

"Pukul 10.15 mendapati AM terlihat puvat dan sedikit terdengan mendengkur. Saat dipegang kaki dan punggung belakan kondisi lemas dan dingin," ulasnya.

Selanjutnya Marjugi memanggil Dayun karena mendengkur, ia mengira korban kesurupan. Tetapi pulul 10.30 kondisi korban lemas dan tidak berdaya, diduga telah meninggal dunia.

"Atas kejadian tersebut akirnya teman-teman berkumpul dan berusaha menghubungi Polsek Besuki untuk minta bantuan evakuasi bersama-sama," terangnya.

Selepas di bawa ke Puskesmas Besuki, korban diperiksa secara medis serta dari Inavis Polres Tulungagung. Hasil menunjukkan korban meninggal karena kekurangan oksigen.