Telaga Buret Penyangga Flora Fauna hingga Aliri 4 Desa di Tulungagung

Telaga Buret Tulungagung
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Sumber mata air yang melimpah menjadi tumpuan masyarakat di wilayah empat desa sekitar Telaga Buret Tulungagung. Selain itu, telaga yang berada di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat tersebut sebagai penyangga flora-fauna di dalamnya.

LKPj Gubernur Akhir TA 2023 Disetujui DPRD Jatim, Pj Gubernur: Target Tercapai Optimal

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Telaga Buret, Karsi Nero mengungkapkan keberadaan telaga telah menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Lantaran, lahan seluas 700 hektare persawahan mendapat suplai air dari Telaga Buret. Termasuk flora-fauna ikut lestari di wilayah seluas puluhan hektar.

"Untuk hewan-hewan yang banyak adalah monyet, tupai, biawak. Termasuk juga banyak burung hantu, masih ada Elang Jawa juga pernah keluar pernah diekspos WatchDog dan dari Peneliti dari Jerman," ungkap Karso Nero selepas Acara Upacara Adat Ulur-ulur Telaga Buret, Jum'at, 9 Juni 2023.

Hadapi Kejuaran Dunia MMA 2024, Atlet Muda Indonesia Disiapkan Sejak Dini

Sementara untuk flora, Karsi mengaku tidak kurang ada 400 jenis tumbuhan yang berada di wilayah sekitar Telaga Buret. Jumlah tersebut sesuai dengan jurnal yang telah disusun oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Ada pohon kategori langka endemik, orang sekitar menyebut Pohon Sole. Dari Tim Ahli sudah melihat dan mengecek bahasa latinnya belum terdaftar jenis tumbuhan. Saat ini sampelnya sudah dibawa," jelasnya.

Pj Gubernur Adhy Karyono: Jawa Timur Rumah Nyaman bagi Semua Etnis dan Agama

Karsi menambahkan, Telaga Buret masuk ke dalam peraih Kalpataru dan merupakan satu-satunya di Kota Marmer ini. Perihal pengembangan, Pokdarwis akan konsisten dalam konservasi alam. Karena wisata di Telaga Buret memang tidak mewah seperti di lokasi lain. Melainkan menyuguhkan flora-fauna.

"Disini kita konsep wisata edukasi tentang ekologi. Anak-anak sekolah disini kita perkenalkan tumbuhan ini jenisnya apa, bahasa latinnya dan seterusnya," ujarnya.

Perihal kelestarian Telaga Buret, didalam memiliki flora dan fauna menurut Karsi masih terjaga aman karena. Sebab, setiap saat pihaknya melakukan patroli, termasuk warga sudah mulai sadar pentingnya menjaga alam.

Pria berambut gondrong ini menjelaskan Telaga Buret masuk ke dalam Pengelolaan

Kawasan Perlindungan Setempat (PKPS) seluas 22,8 hektare berupa pepohonan dan semak belukar. Sedangkan, di atas telaga memiliki penyangga seluas 60 hektare berupa lahan Perhutani yang sebagian diolah oleh warga.

"Urusan perut kita juga saling menjaga yang terpenting hutannya tetap ada penyangganya," imbuhnya.

Telaga Buret tidak pernah kering di saat musim kemarau panjang. Penuturan Karsi, kemungkinan sumber air merupakan menyambung dengan sungai bawah tanah. Untuk lebih detail, ia mengarahkan ke Geologi dan Pemda Bappeda.

Terbaru, telaga tersebut masuk penilaian Geopark Nasional dan salah satu telaga murni. Pihaknya mendukung pengusulan tersebut, lantaran dengan adanya penetapan sebagai Geopark akan semakin menambah pelestarian flora fauna yang ada di dalamnya.

"Kita sangat mendukung dan kita harus mendukung karena termasuk program pemerintah. Salah satu intinya untuk menjaga kelestarian flora-fauna," pesannya.

Pantauan Viva Jatim, begitu masuk di gerbang Telaga Buret, langsung disambut beberapa monyet. Berhubung ada kegiatan skala besar, tidak begitu membahayakan. Namun, menurut cerita dari beberapa orang, cukup berbahaya jika datang sendirian bisa menjadi bulan-bulanan kawanan monyet.

Sebagai informasi yang diperoleh dari Ketua Pokdarwis Telaga Buret, sempat debit air mengalami pengurangan. Hal itu terjadi pada tahun 1995-1996, berlanjut dampak tersebut hingga 1998 sampai 1999 berdampak musim padi hanya sekali dalam setahun.

Usut punya usut, selain tidak melakukan Upacara Adat Ulur-ulur selama 2x. Telah terjadi pembalakan secara liar diatas wilayah Telaga Buret. Sehingga sampai sekarang antara upacara adat dan pelestarian lingkungan beriringa bersama-sama.