Unik, Motor Aipda Frian Berisikan Kompor Layani Masyarakat 'Kopi Curhat Pak Ndan'

Aipda Frian bersama motor dan ODGJ binaannya
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

Jatim –Semilir angin menembus wajah saat senja, dibalut hamparan padi yang sudah menguning. Tampak sosok polisi yang sedang sibuk mengeluarkan wadah gelas kopi dan tikar sederhana. Bukanlah seorang penjual kopi, namun sosok Aipda Oktafrian Witdiantoro.

ODGJ Meninggal Tercebur ke Sungai Dam Prambon Trenggalek

Ia menginisiasi 'Kopi Curhat Pak Ndan' yang baru awal tahun 2023 dibuat. Munculnya ide tersebut, tak lain karena sering sambang ke wilayah ia ditempatkan sebagai Bhabinkamtibmas Desa Rejosari Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Masyarakat sering mengajak ngopi, dan sebelumnya pasti ngopi di warung.

Aipda Frian mengaku, mayoritas warga suka ngobrol di warung sambil ditemani kopi, lantaran lebih enak daripada di sawah. Dari situ, dirinya merasa tidak enak karena selalu diajak ke warung untuk sekadar curhat permasalahan yang dihadapi. 

Siapa Sangka, 3 ODGJ Ini Jadi Penyanyi Berkat Bimbingan Jenita Janet

"Saya berpikir kalau setiap sambang ke desa diajak ngopi, ingin dibayari. Akhirnya terciptalah inovasi 'Kopi Curhat Pak Ndan'. Kita bisa bertemu baik di sawah dan dimana saja bisa ngobrol santai sambil minum kopi dan menikmati pemandangan," ungkap Oktafrian Witdiantoro, Selasa, 13 Juni 2023.

Pria asal Desa Dukuh Kecamatan Gondang Tulungagung ini mengaku lebih santai dan mengena, sekaligus lebih efisien ketimbang harus mencari warung. Dengan menggelar tikar, dimanapun, dirinya bisa bercengkrama ngobrol dengan masyarakat binaannya.

Gresik Targetkan 2024 Bebas Pasung, 11 ODGJ Dibawa ke RSJ Menur

Awal mula, memang dirinya tak terlalu mengekspos inovasi yang telah ia gagas. Akan tetapi, berhubung sebelumnya memiliki akun channel YouTube. Akhirnya sekalian diupload dalam akun tersebut, lantaran sudah lama tidak membuat konten.

"Tidak ingin terekspos mas. Akhirnya saya up karena mohon maaf saya juga awalnya punya channel YouTube, awalnya cerita komedi bisa dilihat di channel Pak Ndan," ujarnya.

Polisi yang berusia 40 tahun ini bersyukur atas apa yang telah diinisiasi, respon masyarakat cukup baik dan senang. Dengan adanya kopi curhat Pa Ndan, apabila ingin ngopi dan ngobrol tidak harus ke warung kopi. Cukup di manapun saja bisa dilakukan kondisional.

Atas dedikasinya, ia baru saja mendapat apresiasi dari dinas maupun dari Kapolres Tulungagung hingga Kapolda Jawa Timur. Sekitar 1 minggu yang lalu, dirinya ke Surabaya mendapatkan penghargaan dari Kapolda Jawa Timur atas inovasi yang ia ciptakan.

"Karena inovasi itu sangat diterima oleh masyarakat dan istilahnya bisa mendengarkan permasalahan, menyelesaikan masalah yang ada di desa khususnya di daerah binaan saya," paparnya.

Aipda Frian menjelaskan awal-awal, kondisi kendaraan roda dua modifikasinya berupa box Kayu Jati polosan. Namun, lambat laun mendapat apresiasi tersebut menjadi lebih apik untuk dipandang.

Pria yang hobi berolahraga ini menambahkan pengerjaan modifikasi diserahkan kepada tukang. Awal beli kayu jati, ia ditanya untuk apa, berhubung untuk kegiatan sosial masyarakat oleh penjual kayu tidak ditarik biaya. Pun juga oleh tukang pembuat box yang memberikan jasa secara cuma-cuma.

"Buat apa ini pak, buat ini ini. Karena untuk masyarakat, ya sudah tidak tidak usah dibayar, dibawa saja pak. Kalau niat kita baik Insyaallah kembalinya juga akan baik," imbuhnya.

Tak berhenti disitu, polisi yang berjiwa sosial ini juga bergabung dengan komunitas sahabat disabilitas dan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Dalam komunitas sahabat disabilitas, ia ikut membina sekaligus memompa semangat melalui motivasi. Termasuk turut andil diberikan amanah melatih bola voly ke sahabat disabilitas.

Sementara, di Rumah Singgah ODGJ yang berada di Desa Kendal Kecamatan Gondang, Frian ikut membantu pemulihan memori-memori penderita supaya pulih. Mulai dari mengajak senam, membaca, berhitung, hingga ikut Salat Jum'at di masjid tak jauh dari lokasi rumah singgah tersebut.

"Harapannya baik sahabat disabilitas maupun ODGJ cacat mental, jangan dikucilkan oleh masyarakat. Harus kita dekati, mereka juga punya hati dan perasaan. Sama ingin disetarakan dengan manusia manusia normal pada umumnya," tuturnya.