Bedah Peran Politik Santri, Komunitas Santri 45 RI Hadirkan Tiga Pembicara

Santri 45 RI Gelar Seminar Santri dan Politik
Sumber :
  • VIVA Jatim/Istimewa

Bondowoso, VIVA Jatim –Ratusan santri perwakilan dari berbagai wilayah di Bondowoso mengikuti seminar santri dan politik yang digelar oleh komunitas Santri 45 RI di cafe bunga pelita, Minggu 26 November 2023.

Sama-sama Maju Pilkada, Bupati dan Wakil Bupati Lamongan Berebut Rekom PDIP

Seminar tersebut diisi oleh tiga tokoh kenamaan yakni tokoh muda Nahdlatul Ulama sekaligus penasehat khusus Archipelagic and Island States Forum, Ubaidillah Amin, Dosen UIN Khas Jember Dr Moh Nor Afandi, dan Ketua Komisi IV DPRD Bondowoso Kukuh Rahardjo.

Ketua Panitia Seminar Santri dan Politik, Juned Alhotir, menjelaskan, dilaksanakannya seminar tersebut agar generasi muda khususnya yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren yang kemudian disebut santri menyadari bahwa perannya sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa Indonesia.

Viral Khatib Salat Id di Yogyakarta Ditinggal Jemaah gegara Bahas Politik

“Upaya ini dilakukan agar santri bisa menjadi bagian dari politik. Adanya seminar ini santri diberikan ilmu bagaimana cara berpolitik dan bagaimana cara untuk menjadi pemimpin,” jelasnya.

Ia mengatakan salah satu jalan perjuangan membangun bangsa adalah dengan menyukseskan Pemilu untuk memilih sosok pemimpin. Baik menjadi pemilih maupun menjadi seseorang yang dipilih.

Momentum Idul Fitri Jadi Ajang Rekonsiliasi Politik Usai Pilpres 2024

“Sekarang tahun politik, peran santri minimal menjadi pemilih yang baik, syukur-syukur bisa terlibat ikut dalam kontestasi politik,” harapnya.

Pemuda humoris asal Kecamatan Tlogosari ini ingin santri yang sudah berhak memilih ataupun dipilih membawa nilai-nilai santri dalam kontestasi Pemilu. Tentu dalam keikutsertaannya harus dengan cara yang baik, mengingat politik merupakan alat untuk meraih kekuasaan sehingga dapat melaksanakan demokrasi.

“Seribu fatwa haram untuk sesuatu yang haram, misal soal lokalisasi, bakal kalah dengan satu tanda-tangan. Meskipun ada seribu orang yang ngomong haram, dampaknya hanya sedikit. Tapi pengaruh dari satu tanda-tangan penutupan dari pemangku kebijakan jauh lebih efektif. Kalau penentu kebijakan itu bukan kita, terus siapa yang akan mengisi pembangunan,” tegasnya.

Sementara Ubaidillah Amin selaku pembicara utama mencoba membuka kesadaran santri bahwa politik sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.

Menurutnya, seluruh aspek kehidupan meliputi ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun pendidikan dipengaruhi oleh kebijakan politik.

Ubaidillah berharap kepada peserta usai seminar digelar, seluruh santri dapat menyukseskan pesta demokrasi.

“Mari membuka mata bahwa santri tidak boleh buta politik. Melihat kebijakan ekonomi, hukum, keamanan dipengaruhi oleh kebijakan politik,” pungkasnya.