Terungkap! Alasan Adolf Hitler Sangat Benci Yahudi hingga Bunuh 6 Juta Orang

Adolf Hitler
Sumber :
  • Viva

Surabaya, VIVA Jatim – Salah satu tokoh Perang Dunia Kedua yang hingga kini masih dikenal adalah seorang diktator dari Jerman, yakni Adolf Hitler. Ia dikenal kejam dan tangkas dalam perang dan ilmu pengetahuan. Namun ia juga memiliki kebencian mendalam kepada masyarakat Yahudi.

Tak Cuma Bernyanyi, Tentara Israel Juga Bacakan Doa Yahudi lewat Speaker Masjid

Saking bencinya, Hitler pernah berkata "Saya akan membunuh semua orang Yahudi di dunia, tapi saya menyimpan beberapa untuk menunjukkan kepada dunia mengapa saya membunuh mereka." 

Dikutip dari VIVA, Rabu, 10 Januari 2024, kata-kata ini, setelah puluhan tahun, masih sering terdengar dan sangat terkenal, bahkan menjadi salah satu kata-kata legacy sang Fuhrer. 

Kisah Al Quran tentang Karakter Bani Israel yang Suka Membangkang

Namun, apa yang membuat Adolf Hitler sangat membenci Yahudi?

Kebencian Adolf Hitler terhadap orang Yahudi bermula dari berbagai pengaruh awal dalam hidupnya. Berbagai faktor ini memainkan peran penting dalam membentuk pandangan antisemitismenya dan, pada akhirnya, mengarah pada Holocaust.

Menguak Fakta Surat Albert Einstein soal Ramalan Runtuhnya Israel

Salah satu faktor utamanya adalah antisemitisme yang merajalela di Eropa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada masa ini, orang-orang Yahudi sering disalahkan atas masalah-masalah sosial dan ekonomi. Hitler menyerap sikap-sikap umum ini, yang tampaknya sejalan dengan keluhan pribadinya.

Hitler mengembangkan ide politiknya di Wina, sebuah kota dengan komunitas Yahudi yang besar, tempat ia tinggal dari tahun 1907 hingga 1913. Pada masa itu, Wina memiliki walikota yang sangat anti-Yahudi, dan membenci Orang Yahudi sangat umum di kota.

Di sana, ia bertemu dengan berbagai pemikir politik yang menganut gagasan antisemit, seperti Karl Lueger, walikota Wina, dan Georg Ritter von Schönerer, seorang nasionalis Austria.

Selama Perang Dunia Pertama (1914-1918), Hitler adalah seorang prajurit di tentara Jerman. Di akhir perang, dia, dan banyak tentara Jerman lainnya seperti dia, tidak dapat mengatasi kekalahan Kekaisaran Jerman.

Menyaksikan dampak buruk pertempuran membuatnya merasa getir, kesal, dan mencari seseorang untuk disalahkan atas kekalahan Jerman.

Komando tentara Jerman menyebarkan mitos bahwa tentaranya tidak kalah perang di medan perang, melainkan karena dikhianati. Dengan 'menusuk dari belakang', demikian sebutannya pada saat itu.

Hitler mempercayai mitos tersebut: Yahudi dan komunis telah mengkhianati negaranya dan membawa pemerintahan sayap kiri ke tampuk kekuasaan yang ingin menyerah.

Dengan menyalahkan orang-orang Yahudi atas kekalahan tersebut, Hitler menciptakan stereotip permusuhan. Pada tahun 1920-an dan awal tahun 1930-an, negara yang kalah masih berada dalam krisis ekonomi yang besar.

Dua peristiwa dari awal kehidupan Hitler juga membantu memperkuat kebenciannya pada Yahudi: kematian adik laki-lakinya Edmund dan kesulitan keuangan keluarganya.

Hilangnya saudara laki-lakinya sangat mempengaruhi Hitler, dan dia mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku antisosial. Dokter Edmund yang merupakan seorang Yahudi menjadi sasaran empuk celaan Hitler muda.

Keluarga Hitler muda juga menghadapi kesulitan ekonomi, dan dia berjuang untuk mencari nafkah sebagai pelukis. Ia menjadi benci terhadap orang-orang yang tampak lebih sukses, termasuk banyak pemilik toko dan pedagang Yahudi.

Kesimpulannya, pengalaman traumatis Perang Dunia I dan dampaknya berdampak drastis pada pandangan dunia Hitler. Dengan mengkambinghitamkan orang-orang Yahudi dan menggunakan peristiwa-peristiwa pada masa ini untuk memajukan agendanya, kebencian Hitler terhadap mereka menjadi semakin kuat, membuka jalan bagi kekejaman yang dilakukan pada masa pemerintahannya.

Pembantaian Holocaust

Pada 30 Januari 1933, Adolf Hitler diangkat menjadi kanselir Jerman oleh Presiden Jerman Paul von Hindenburg. Hitler merupakan pemimpin Partai Nazi. Nama lengkap Partai Nazi adalah Partai Buruh Sosialis Nasional Jerman.

Setelah ia berkuasa, undang-undang dan tindakan yang menentang orang-orang Yahudi meningkat sepanjang waktu. Hal ini berakhir dengan Shoah atau Holocaust, pembunuhan enam juta orang Yahudi di Eropa.

Seperti dilansir laman Britannica, Holocaust adalah pembunuhan sistematis terhadap enam juta pria, wanita dan anak-anak Yahudi oleh Nazi Jerman dan kolaboratornya selama Perang Dunia II.

Peristiwa Holocaust terjadi pada 1933 hingga 1945 dan dikatakan sebagai genosida. Kata Holocaust berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "persembahan bakaran".

Bahkan sebelum perang dunia kedua, kata itu digunakan untuk menggambarkan kematian sekelompok besar orang.

Akan tetapi, sejak 1945, kata itu diidentikkan dengan pembunuhan orang-orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Sedangkan orang Yahudi menyebutnya dengan kata "Shoah" dalam bahasa Ibrani yang artinya "malapetaka".

Hingga kini, kekejaman Hitler masih kerap diperbincangkan, apalagi sejak meletusnya perang Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, dimana banyak yang beranggapan bahwa Israel ingin menggenosida warga Palestina, tepat seperti Hitler dulu membantai orang-orang Yahudi.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Apa Sebenarnya yang Membuat Adolf Hitler Sangat Benci Yahudi, Hingga Membunuh 6 Juta Orang