Mengenang Jasa Gus Dur pada Perayaan Imlek Indonesia

Gus Dur dan perayaan Imlek.
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA JatimImlek atau Tahun Baru China adalah salah satu perayaan terbesar dalam budaya China. Perayaan Imlek dirayakan pada tanggal yang berbeda tiap tahunnya, tergantung pada kalender lunar. Tahun ini, Imlek jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Rayakan Imlek, Gubernur Khofifah: Jaga Persaudaraan dan Harmoni Dalam Keberagaman

Penghitungan Kalender lunar berbeda dengan kalender masehi. Kalender masehi dibuat berdasarkan pergerakan bumi terhadap matahari.

Sedangkan kalender lunar berdasarkan pergerakan bulan terhadap bumi. Dalam satu tahun kalender lunar biasanya terdiri atas 353–355 hari. Kalender masehi 365 hari.

Peringatan Tahun Baru Imlek di Tulungagung Berlangsung Sederhana

Perayaan Imlek diperingati selama 15 hari. Pada hari pertama perayaan Imlek, orang China akan memberi persembahan kepada leluhur mereka dan dewa-dewa yang mereka sembah. Setelah itu mereka akan merayakan hari raya Yuan Xiao atau Cap Go Meh.

Masyarakat Tionghoa meyakini, perayaan Imlek tidak hanya sekadar merayakan pergantian tahun, tetapi juga sebagai momen untuk menghargai leluhur dan meningkatkan hubungan antar keluarga.

Perayaan Imlek Identik dengan Kue Keranjang, Begini Asal Usulnya

Tradisi yang biasa dilakukan adalah memberikan angpau dan menyediakan hidangan khas Imlek, seperti lumpia hingga kue keranjang. Selain itu, mereka juga akan mendekorasi rumah dengan unsur-unsur merah dan emas yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Imlek atau China di Indonesia tidak terlepas dari peran besar Presiden Ke-4 Republik Indonesia (RI) KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur

Sebelumnya pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, etnis Tionghoa dilarang melaksanakan tradisi dan adat istiadat mereka secara terbuka. Diskriminasi kepada etnis Tionghoa ini berlangsung selama era orde baru.

Dalam masa baktinya yang singkat, Gus Dur juga turut berjasa dalam menempatkan Konghucu sebagai salah satu agama resmi negara selain Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha.

Gus Dur mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 pada era Presiden Soeharto yang melarang perayaan Imlek.

Sebagai gantinya, Gus Dur kemudian menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina.

Dengan keputusan itu, penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini,” demikian bunyi penggalan Keppres Nomor 6 Tahun 2000, dikutip dari laman NU Online pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Suka cita yang telah lama padam bersinar kembali berkat Keppres yang terbit pada 17 Januari 2000 itu. Berikutnya, pada 9 April 2001, dengan Keppres Nomor 9 Tahun 2001, Gus Dur meresmikan Imlek sebagai hari libur bagi yang merayakan atau fakultatif.   

Atas jasanya, tidak berlebihan jika Gus Dur disemati gelar Bapak Tionghoa Indonesia. Penobatan tersebut berlangsung di Klenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004 silam. Dihadiri langsung oleh Gus Dur dengan mengenakan baju tradisional China cheongsam.