Kecerdasan Buatan Dinilai bakal Jadikan Manusia seperti Sampah

Ilustrasi Kecerdasan Buatan
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Kemajuan teknologi informasi sudah tak bisa dibendung. Segala inovasi terbarukan terus dikembangkan dari segala sektor. Kini, yang tengah menjadi sorotan umat manusia di muka bumi adalah kehadiran Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).

7 Keajaiban Dunia yang Baru Ini Wajib Kamu Tahu, Bikin Takjub dan Terkesima

Sesuai dengan namanya, kecerdasan buatan mampu menyuguhkan ragam informasi dan edukasi tentang banyak hal. Membantu manusia dengan mudah mengetahui dan mencari apapun tanpa harus berusaha payah.

Kendati demikian, kehadiran Kecerdasan Buatan atau AI ini juga dinilai akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan manusia di muka bumi. Ia dinilai berbahaya dan akan melumpuhkan peran manusia. Pada gilirannya juga akan menjadikan manusia seperti sampah.

Sering Buka Situs Sensitif dan Berbahaya? Ini Cara Mudah Hapus Jejak Digital

Hal ini diungkapkan Mo Gawdat, mantan Chief Business Officer di R&D wing X milik Google. Bahkan menurutnya bisa mengambil alih pesawat tak berawak milik militer untuk memusnahkan manusia. Sebab teknologi tersebut memiliki kekuatan untuk mencintai atau menghancurkan manusia seperti lalat.

Dia adalah staf kedua di raksasa pencarian yang memperingatkan tentang kekuatan AI dalam beberapa minggu, setelah Godfather of Artificial Intelligence Geoffrey Hinton mengundurkan diri, mengeluarkan peringatannya sendiri yang mengerikan tentang masa depan AI kita.

Perusahaan Penyedia Layanan Kreatif Ini Majukan UMKM Lewat Kolaborasi Teknologi, Seni dan Inovasi

Di Google X, Gawdat menganggap AI yang mereka buat sebagai 'anak-anaknya', tetapi sekarang dia menyesal telah menjadi orang tua, dikutip dari VIVA, Sabtu, 20 Mei 2023.

"Saya telah tinggal di antara mesin-mesin itu. Saya tahu betapa cerdasnya mereka,” kata Gawdat kepada podcaster Dan Murray Serter. Dia bahkan berharap tidak pernah memulainya.

Gawdat ingin publik tetap fokus pada apa yang bisa dilakukan untuk mencegah mesin pembunuh otoriter distopia di masa depan, selagi masih ada waktu.

Dia memperingatkan bahwa model pembelajaran bahasa yang melatih AI saat ini hanya membiarkan mesin belajar tentang umat manusia dari kekacauan yang telah kita buat secara online. Di sana, bot cenderung hanya melihat yang terburuk dari apa yang ditawarkan umat manusia.

"Masalahnya adalah bias negatif. Mereka yang sengaja jahat menjadi berita utama. Mereka juga yang menginvestasikan lebih banyak waktu dan upaya untuk berkuasa," imbuhnya.

AI yang dilatih tentang budaya konten online yang memicu kontroversi dan 'umpan kemarahan' —yang dihasilkan oleh berita dan disebarkan oleh media sosial— akan memandang manusia sebagai kejahatan dan ancaman.

Mantan 'Godfather of AI', Hinton juga menyatakan keprihatinan tentang potensi dinamika beracun antara AI dan berita.

Berbicara kepada New York Times tentang pengunduran dirinya bulan ini, dia memperingatkan bahwa dalam waktu dekat, AI akan membanjiri internet dengan foto, video, dan teks palsu. Pemalsuan akan menjadi standar, kata Hinton, di mana rata-rata orang 'tidak akan dapat lagi mengetahui apa yang benar.'

Bagi Gawdat, yang menulis buku tentang masa depan AI pada tahun 2021, Scary Smart, ketakutan umum tentang ChatGPT adalah 'pengalih perhatian' dan kekuatan chatbot AI saat ini masih dibesar-besarkan oleh publik dan pembuat kebijakan pemerintah.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Mantan Petinggi Google: AI Anggap Manusia seperti Sampah