Menengok Budi Daya Cabai Terpedas di Dunia Milik Warga Mojokerto

Warga Mojokerto budi daya cabai terpedas di dunia
Sumber :
  • Muhammad Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

"Sekarang kurang lebih 300 pohon cabai dengan 3 petak gren house," katanya.

Ulat Bulu Serang Sekolah di Mojokerto, Sejumlah Siswa Alami Gatal-gatal

Ia mengatakan, dua cabai ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki cabai lokal. Baik dari segi rasa maupun harga. Jika dibandingkan, antara cabai Carolina Reaper dan Bhut Jokolia ini juga memiliki perbedaan.

"Dulu terpedas dari India (Bhut Jokolia). Kemudian di Amerika ada yang menanam Carolina. Nah sekarang pedasnya yang dari India ini dikalahkan Carolina. Jadi kepedasannya sudah tergeser," terangnya. 

Penjualan Listrik PLN di Jatim Tumbuh 6,79 Persen pada Triwulan I 2024

Perbedaan lain ada di segi bentuk. Cabai Carolina Reaper memiliki bentuk khas, yaitu pendek, padat, kulit tampak keriput, dan ujungnya meruncing mirip ekor kalajengking. Sedangkan cabai Bhut Jokolia gemuk kecil dan keriput.

"Selain pedas, Carolina aroma wanginya dan ada manisnya sedikit. Bhut jokolia hanya pedas,. Kalau makanan menggunakan dua cabai ini tentu sensasinya berbeda dengan cabai lokal," yiujar Yayan.

Mendaftar ke PKB dan PDIP, Bunda Fitri Siap Maju di Pilkada Sumenep

Harga cabai Carolina Reaper terbilang cukup mahal. Mencapai Rp1,2 juta per kilogram (Kg). Yayan menjual bebas di pasaran. Selama ini ia hanya menjual kepada kalangan tertentu. Itu pun tanpa menawarkan, melainkan pembeli yang datang ke Yayan. Sebab, Yayan cukup mengerti jika peminat cabai Carolina belum banyak.

"Kemarin saya lihat di platform jual beli online ada yang menjual satu biji Carolina Rp15 ribu. Di saya juga sama saja," ujar Yayan.

Halaman Selanjutnya
img_title