Dongkrak Ekonomi Kreatif Desa, Pria di Trenggalek Ini Berdayakan 60 Perajin Besek Bambu

Dhany bersama patnernya sedang finishing 'Besek'.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

Jatim –Sesuatu yang dianggap remeh dan tidak memiliki manfaat apa apa terkadang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Dirjen Perkebunan Dorong Luas Tanam di Trenggalek

Begitulah yang dilakukan oleh Dhani pria asal Desa Sengon Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek ini tergerak untuk memberdayakan perajin 'besek'—anyaman bambu yang bisa digunakan wadah makanan, daging hingga hampers menarik lainnya.

"Saya langsung mikir dari awal tebang sampai jadi 'Besek' itu prosesnya ribet," ungkap Dhany Eka Prasetya.

Mas Ipin di Festival Pengendalian Lingkungan KLHK: Ekologi-Ekonomi Beriringan

Ditemui di gudang miliknya, tumpukan Besek dari berbagai ukuran tertata rapi dan menawan. Ada dengan berbagai ukuran dan jenis. Lokasi gudang kendati tak begitu besar, namun cukup banyak stok yang ia taruh. Tampak satu pekerja yang sedang asyik mewarnai Besek sesuai orderan pelanggan. 

Pria yang dulunya merupakan Guru Kelas Honorer, di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Bendungan ini berangkat dari melihat seorang penjual 'Besek' tak jauh dari sekolahnya. Hatinya terketuk untuk menanyakan harga barang yang berasal dari anyaman bambu ini.

FL2SN Trenggalek 2024 Resmi Dibuka, Mas Syah: Upaya Cari Bibit Berprestasi

Ia melongo dengan harga murah meriah, tidak sebanding, bahkan jauh dari proses pembuatan yang bisa memakan waktu berhari-hari. Terlebih jika musim penghujan, karena salah satu prosesnya harus dijemur.

Proses pembuatan Besek pertama memilih bambu yang sesuai. Selepas dipotong, lalu dibuat kecil-kecil menyesuaikan anyaman. Dijemur, kemudian mulai irat, dianyam, hingga di jemur kembali sebelum dijual.

"Per kodi hanya 7 ribu atau 20 pcs. Nah itu saya inisiatif. Saya coba bantu jual online waktu itu masih Bukalapak, belum ada shopee. Ternyata respon di luar sana itu bagus banget," kata Dhany Eka Prasetya.

Diawal-awal usaha yang ia rintis tidaklah mudah. Ibarat usahanya sedang membakar uang sendiri. Pasalnya, pengorbanan yang dilakukan dengan tetap ajeg menerima dan melayani pemesanan meskipun hanya satu order. Dirinya rela menempuh 11 KM pulang-pergi (PP) dengan jalan pegunungan relatif terjal.

"Penuh pengorbanan, ada pesanan 1 habis dari SD saya antar kota kan rugi. Saya cuma cari bintang 5, jualan online kalau ratingnya bagus otomatis pencariannya diatas sendiri," terangnya.

Perihal range harga, dari yang terendah ada besek termurah 10x10 yang paling kecil Rp 14 ribu per kodi. Kemudian diatasnya ada Rp 18 ribu, lalu yang terlihat cantik-cantik seperti anyaman berbeda agak halus minimal Rp 35 ribu, sedangkan yang termahal Rp 60 ribu.

"Dulu yang saya katakan Rp 7 ribu, seperti  sekarang harganya Rp 18 ribu," jelasnya sambil menunjukkan ke arah Besek.

Tampung 60 Perajin Warga, Mendongkrak Ekonomi Kreatif Desa

Pria berusia 36 tahun ini mengutarakan awalnya dulu hanya mengambil Besek dari beberapa warga sekitar. Makin kesini, orderan terus bertambah hingga saat ini sudah puluhan perajin Besek yang ia tampung.

Tak lama berbincang-bincang, datang salah satu ibu-ibu berkerudung menyetorkan hasil Besek ke tokonya. Lantas ia mengatakan jumlah Besek yang telah dibuat. Dhany mengaku kebanyakan ibu-ibu setor tidak terlalu banyak, karena langsung digunakan untuk tambahan kebutuhan sehari-hari. 

"Saya ambilnya ya dari otomatis terangkat ekonominya. Jadi ibu-ibu disini itu sambil lihat tv sambil menunggu anaknya. otomatis tidak merepotkan suaminya," ulasnya.

Perihal stok bahan baku, ia tak merasa khawatir. Pasalnya, di daerahnya termasuk pegunungan dengan luasan bambu yang cukup melimpah. Sehingga, berkaitan bahan baku menjadi potensi yang menjanjikan tidak pernah kehabisan stok.

"Surganya bambu dari dulu, nenek moyang dari sini dulu sudah sentra kerajinan bambu semua," ulasnya.

Jasa Pengiriman Aman Gunakan JNE 

Dhany dalam melayani pembeli dari berbagai pelosok daerah, memilih menggunakan jasa pengiriman JNE. Terdekat akses ke rumahnya JNE Trenggalek. Ia setiap hari mengirimkan puluhan pesanan yang telah order dari siang sebelumnya hingga pukul 10an.

Lantaran ia termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), ada program JNE yang ditujukan untuk mendukung UMKM adalah program JNE YES (Yakin Esok Sampai). Program tersebut memberikan kemudahan sekaligus keringanan biaya pengiriman paket bagi UMKM yang ingin mengirimkan produknya ke seluruh Indonesia.

"Pengiriman pakai JNE mas, kalau ke Sumatera-Kalimantan kebanyakan menggunakan JNE. Aman selama ini tidak pernah ada yang komplain," akuinya.

Dirinya mengajak kepada semua masyarakat untuk tidak pernah lelah dalam menjalankan sebuah usaha. Sesuai tema yang diambil JNE ke-32 tahun 'Semangat Bergerak Bangkit Bersama'. Lantaran, diawal-awal berjalan, pada tahun 2016-2017  Dhany masih rugi dengan biaya pengeluaran.

"Istilahnya bakar uang. Maksudnya ya pengorbanan dulu karena kalau dihitung bensin saja sudah tidak cukup untuk berangkat-pulang menghantar (paket orderan) ke kota," kenangnya.

#JNE32tahun, #JNEBangkitBersama dan #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness.