Menjadikan Masjid sebagai Sentra Kegiatan Dakwah dan Edukasi Masyarakat

Salat Idul Adha di Masjid Al Akbar Surabaya
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Sebagai sebuah tempat ibadah bagi umat Islam, masjid memiliki peran penting dalam kegiatan dakwah dan edukasi masyarakat. Melalui media masjid, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan hamba-hamba Allah menuju ketakwaan. 

Tampang Melas 2 Tersangka Pemerkosa Gadis ABG di Bawean Gresik

Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) PWNU Jawa Timur, H Hizbul Wathon, dalam acara Tabuh Maghrib bertajuk 'Masjid dan Dakwah Ramadan' di Aula KH Bisri Syansuri, Gedung PWNU setempat, Selasa, 12 Maret 2024 kemarin. 

H Hizbul Wathon dalam kesempatan ini menyampaikan, bahwa masjid merupakan sentral kegiatan keagamaan. Di dalam masjid itu banyak hal dapat dilakukan untuk menciptakan hamba-hamba Allah menuju ketakwaan.

Pemkot Surabaya Gandeng Kampus NU Unusa Kelola Bozem dan Taman di Tenggilis

“Banyak masjid ramai tapi jamaahnya tidak tersentuh sama sekali untuk peningkatan ketakwaan. Dan inilah yang harus kita ubah,” katanya.

Ia menyebutkan, di bulan Ramadan banyak masjid menjadi primadona sebagai tempat kegiatan, baik keagamaan maupun non keagamaan. Hal demikian hendaknya dimanfaatkan sebagai momentum meningkatkan ketakwaan umat Islam.

15 Ribu Porsi Makanan Disuguhkan Pemkab Kediri di Nglencer Ning Pendopo

“Karena itu, peran masjid di bulan Ramadhan hendaknya dapat menjadi media edukasi kepada masyarakat (jamaah), utamanya dalam hal ubudiyah atau amaliyah khusus di bulan Ramadhan,” tegasnya.

Menurutnya, masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga dapat menjadi tempat konsultasi segala kebutuhan hidup masyarakat. Karena itu, dakwah yang dilakukan harus berkaitan erat dengan sasaran dakwah itu dilaksanakan.

Tabuh Maghrib PWNU Jawa Timur

Photo :
  • Tangkapan layar YouTube TV9

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua LDNU PWNU Jatim, KH Ilhamullah Sumarkhan. Ia menyebutkan, bahwa materi dakwah yang disampaikan dai-daiyah hendaknya disesuaikan dengan segmen jamaah, baik tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan lainnya.

“Misal sasarannya adalah orang dalam kondisi kurang mampu, maka hal yang paling bermanfaat dalam berdakwah ialah dengan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan misal pentingnya dan keutamaan mencari rizki,” tuturnya.

Dirinya pun menegaskan, bahwa masjid hendaknya dapat mewadahi kebutuhan masyarakat (jamaah) sebagai bentuk dakwah bil hal. Misalnya, dengan memberikan bantuan berupa lowongan kerja ataupun yang lainnya.

Ia mengaku bahwa LDNU PWNU Jatim telah menyiapkan banyak dai-daiyah untuk mensyiarkan ajaran Islam, baik di mushala atau masjid masyarakat umum ataupun kantor-kantor dinas pemerintahan.

Menurutnya, penyiapan dai-daiyah ini adalah bagian dari tugas yang diemban oleh Rasulullah, lalu dilanjutkan oleh para dai-daiyah, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an. “Peran dai-daiyah ini adalah untuk mengajak kebaikan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT,” ungkapnya.

Disebutkan, bahwa kegiatan dakwah sesungguhnya bisa dilakukan kapan saja, tidak harus di bulan Ramadhan. Namun ketika bulan Ramadhan semangat meramaikan masjid yang dilakukan banyak kalangan semakin meningkat.

“Itu karena masjid merupakan media untuk berdakwah dan mensyiarkan ajaran Islam. Makanya, dalam kegiatan ini dapat bersinergi antara mubaligh atau dai-daiyah dengan takmir masjid,” pungkasnya.

Dalam kegiatan spesial Ramadan ini, para jamaah yang hadir juga disuguhi penampilan musik religi dari Home Band Azma Entertainment.