Polemik Reklamasi Laut, Ribuan Warga di Sumenep Gelar Istigasah Kubro Bersama Kiai dan Ulama

Warga Gersik Sumenep membacakan Maklumat Takerbuy 2023
Sumber :
  • Abdul Warits/Viva Jatim

Jatim –Ribuan warga dari berbagai desa dan nahliyyin di Sumenep mendatangi Masjid Zainal Abidin, Dusun Tapakerbau, desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur Sabtu, 27 Mei 2023.  

15 Orang Pembuat Petasan di Sumenep Diringkus Kepolisian, Terancam 20 Tahun Penjara

Mereka mengikuti istigasah kubro bersama ulama’, tokoh masyarakat dan kiai demi keselamatan lingkungan dan persaudaraan atas polemik reklamasi laut yang melibatkan warga dengan pemerintah desa setempat.  

Diharapkan dengan adanya istigasah kubro ini menjadi solusi di tengah gejolak atas penolakan reklamasi laut yang semakin memanas di antara kedua belah pihak. Bahkan, diketahui sebelumnya warga juga melakukan aksi demonstrasi di Kantor BPN dan Pemkab Sumenep dan sempat cekcok dengan pekerja yang ditugaskan perusahaan di kawasan tersebut. 

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

Kiai Muhammad Sahe Yusuf, Perwakilan dusun setempat melaporkan hingga kini  kedua belah pihak sangat bersikeras. Sebagai warga dan Ketua RT, ia menyampaikan bahwa dirinya tidak suka atas anggapan pihak luar  yang mengatakan tanah dikawasan tersebut diangggap daratan yang berair. 

“Di dusun ini tempat mata pencaharian warga dalam kehidupan sehari-harinya. Semoga konflik kedua belah pihak segera bisa diselesaikan. Karena bermusuhan ini  juga tidak disukai oleh Allah,” ungkapnya.  

Patut Ditiru, Program CSR Perusahaan Properti Ini Berupa Perbaikan Jalan di Sumenep

Sementara itu, Kiai Hafidzi  Syarbini mengungkapkan dengan adanya kegiatan ini seluruh warga diharapkan mengembalikan segala persoalannya kepada Allah SWT setelah usaha-usaha yang dilakukan atas penolakan reklamasi laut tersebut. 

"Alhamdulillah. Supaya arah pertolongan kepada Allah SWT. Pentingnya Berkumpul dalam segala hal. Tidak usah membenci kepada mereka yang berbuat keburukan, segala hal dikembalikan kepada Allah. Jangan saling bermusuhan. Jangan saling membenci tetapi kita pasrah kepada Allah. Allah tidak membutuhkan pertolongan, tetapi kita yang membutuhkan pertolongan Allah,” jelasnya.

Sementara, dalam tulisan yang tersebar diberbagai paltform What Ap, Kiai Dardiri Zubairi  menyebutkan alasan Kenapa para kiai turun gunung untuk menggelar istigasah kubro tersebut. 

"Sikap ini merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Tapakerbuy yang tanpa lelah dan mati -matian mempertahankan wilayah pesisir agar tidak direklamasi menjadi tambak garam. Warga butuh support, butuh ruang untuk mengadu. Istighasah menjadi pilihan untuk dijadikan ruang mengadu kepada Allah, Pencipta alam, sekaligus menghimpun petuah, pitutur, dawuh, dan support dari para kiai dan warga luar kampung," tulis kiai Dardiri. 

Kiai Dardiri melanjutkan bagaimana perjuangan warga dalam menolak reklamasi laut tersebut. Dalam tulisannya, ia menyebutkan sejak bulan ramadlan hingga saat ini mereka bergantian melakukan ronda, menjaga eskavator dan perahu yang akan mengangkut alat reklamasi agar tidak masuk. 

"Dengan perahu kecil mereka menghadang eskavator, mengingatkan saya pada aktivis Greenpeace yang menghadang tanker besar di tengah lautan. Karena tindakannya ini pula mereka dilaporkan ke kepolisian, meski masih diminta klarifikasi, karena dianggap menyandera ( mungkin eskavator dan perahu milik investor)," ungkapnya. 

Karena, ia menambahkan dalam situasi kosong kepemimpinan seperti ini, para kiai yang turun gunung sangat tepat. Mereka sudah selayaknya bersama warga yang sendirian dan didhalimi. 

"Jika ada yang mengatakan dan seolah menyalahkan, kenapa kiai turun, mereka yang menyalahkan seharusnya justru bertanya, kenapa negara diam?" Pungkasnya.