Secercah Komoditas Baru Porang di Trenggalek Hasilkan 10 Ton per Minggu

Komoditas Porang di Trenggalek
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Akhirnya, petani mengembangkan porang beberapa teman-teman di masyarakat yang semula hanya di satu desa, Desa Sidomulyo. Kemudian mengembang di beberapa desa yang sekarang kemudian sudah di 10 desa.

Respons Mas Dhito Masuk Bursa Cawagub dari PDIP Pendamping Khofifah

Desa Jombok berjarak 21 KM arah barat dari pusat Kabupaten Trenggalek. Total ada 10 desa binaan yang masuk dalam binaan Desa Sejahtera Astra (DSA). Sepuluh desa tersebut yaitu Desa Jombok, Suko Kidul, Karanganyar, Tanggaran, Poyung, Sidomulyo, Joho, Kembangan, Pakel, Pule. 

Komoditas Porang menurut Gus Yusuf lumayan menjadi penopang, meskipun petani masih dihadapkan persoalan urusan-urusan purna jual. Petani Porang masih mengalami kendala dari jenjang pemasaran. Mulai dari petani sampai ke perusahaan atau produsen akhir terlalu banyak mata rantai membuat harga belum bisa maksimal. 

Siapa pun Cawabup Trenggalek Pendamping Mas Ipin, PDIP Pasang Kriteria

"Sehingga kita dihadapkan persoalan itu. Namun begitu komoditi porang ini mampu menopang mampu menjadi income tambahan di masyarakat," sambungnya. 

Masyarakat memilih alternatif baru setelah masa masa kejayaan cengkeh telah lewat. Selanjutnya mendapat support oleh Astra, untuk follow up supaya pengembangan tanaman porang lebih produktif.

PDIP Kuasai DPRD Trenggalek, PKB Posisi Kedua

Masa peralihan cengkeh ke porang mengalami dinamika yang agak panjang. Tetapi setelah petani mencoba melakukan terobosan, Gus Yusuf menyebutkan hadirnya komoditas baru ini, maka dipandang lebih efektif.

Satu keuntungan menanam porang adalah petani bisa lebih leluasa. Sebab suatu kawasan dengan menanam porang lebih bisa menampung volume tanaman lebih banyak bila dibanding cengkeh.

"Kalau cengkeh jaraknya paling tidak 5 sampai 6 meter antara satu pohon yang lain. Tetapi kalau porang tidak 1 meter setengah meter itu bisa sehingga lebih efektif," paparnya.

Secara alami, di setiap desa terbentuk kelompok diskusi dan sampai ke satu daerah, khusus para petani porang. Di setiap desa ada kelompok-kelompok tani (Poktan).

Poktan masih merasa di tingkat petani belum sejahtera dengan hasil penjualan. Lantas mencoba untuk mulai meningkatkan produktivitas masuk di bidang produksi.

Halaman Selanjutnya
img_title